REPUBLIKA.CO.ID, PANGKEP -- Petani tambak ikan bandeng di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan melakukan panen lebih awal untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan. Hal ini diungkapkan salah seorang petambak bernama Sammauna di Kabupaten Pangkep, Selasa (11/2).
"Meski hujan tidak turun terus-menerus, namun kalau hujan sekali langsung deras, jadi ikan bandeng kami dipanen lebih awal dari jadwal," katanya.
Dia menyatakan ikan bandeng dalam kondisi panen normal biasanya dijual Rp 35 ribu per kilogram atau tiga ekor ukuran besar. Namun karena panen lebih awal jadi dijual Rp 30 ribu per kilogram atau empat ekor ukuran sedang.
Hal senada dikemukakan petambak bernama Haeruddin di Kelurahan Borong Kalukua, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros. Menurut dia, tambaknya yang tidak jauh dari laut lepas hanya dibatasi dengan pohon bakau rawan terkena banjir saat hujan deras ataupun terjadi banjir rob akibat air laut pasang.
"Karena itu, mengantisipasi ikan bandeng hanyut terbawa arus maka lebih baik dijual lebih awal ke pedagang ikan di pasar," katanya.
Dia menuturkan tidak ingin mengulang kejadian yang sama pada saat musim hujan tahun lalu. Ikan yang sudah dipeliharanya selama tiga bulan hilang terbawa arus saat banjir bandang 2019. Meski kini terpaksa menjual ikan bandengnya sedikit lebih murah dibanding harga normal, Haeruddin merasa senang bisa menikmati hasil jerih payahnya dalam tiga bulan terakhir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maros, jumlah produksi perikanan tambak yang terbanyak diusahakan di Kabupaten Maros. Terutama berada di wilayah kecamatan yang memiliki potensi pengusahaan budidaya adalah ikan bandeng.