REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kericuhan kembali terjadi pada gelaran Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara. Akibat hal tersebut, sebanyak 30 orang dilaporkan terluka akibat kericuhan tersebut.
"Banyak yang berdarah, ada 30 (orang), tapi kami tidak bisa ekspos nama-namanya," ujar Ketua DPW PAN Sulawesi Barat, Asri Anas, di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2).
Ia menjelaskan, sebagian besar orang terluka akibat terkena benturan dari kursi yang dilempar di ruang sidang pleno. Bahkan, Anas menyebut, sejumlah orang mengalami luka di kepala. "Paling banyak di kepala karena terkena lemparan kursi dan benda keras dihantam," ujar Anas.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, aksi saling lempar pun terjadi antara dua kelompok. Mulai dari kursi hingga bungkusan makanan ringan terlihat dilempar oleh sejumlah orang.
Berdasarkan informasi yang diterima, beberapa di antaranya adalah kader DPW PAN Blitar dan Banyuwangi yang terlihat memegangi luka di bagian kepalanya.
Saat ini, orang-orang yang terluka telah dibawa ke tempat yang lebih aman untuk dilakukan penanganan medis. Para pemilik suara juga diamankan ke ruangan khusus untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Melihat keributan yang terjadi, Steering Comittee (SC) Kongres V PAN terpaksa menunda jalannya sidang pleno. Sembari panitia kembali mendata peserta yang diperbolehkan masuk ke ruang sidang.
"Diskors tadi untuk strerilisasi kepesertaan, nanti mereka akan datang satu per satu jadi disuruh duduk semua pesertanya," ujar Sekretaris SC Saleh Partaonan Daulay.
Ia mengatakan, pihaknya akan terlebih dahulu menstrerilisasi ruang sidang pleno dari orang-orang yang tak terdaftar sebagai peserta. SC juga akan menenangkan peserta yang hadir pada hari ini.
"Sehingga suasananya mereka inginkan tertib. Jadi, sekarang diskors tadi unruk strerilisasi kepesertaan," ujar Saleh.