Senin 10 Feb 2020 23:17 WIB

Pengiriman Masker ke China Meningkat Sepekan Terakhir

Pengiriman masker dari Belitung ke China meningkat sepekan terakhir.

Masker. Pengiriman masker dari Belitung ke China meningkat sepekan terakhir.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Masker. Pengiriman masker dari Belitung ke China meningkat sepekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengiriman masker dari kantor PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menuju China dan sekitarnya mengalami peningkatan. Angkanya mencapai 101 kilogram dalam sepekan terakhir.

"Semenjak wabah virus corona menyerang China, setiap hari selalu ada pengiriman masker ke negara China," kata Kepala Posindo cabang Tanjung Pandan, Azmat Nuzul Pasa, di Tanjung Pandan, Senin.

Baca Juga

Menurut Azmat, pengiriman masker tersebut mulai meningkat terhitung tanggal 2 Februari hingga 9 Februari 2020. Dalam setiap hari, ia memantau, selalu ada pengiriman masker dengan negara tujuan China.

"Terhitung tanggal 2 sampai tanggal 9 Februari atau seminggu terakhir ini, ada 101 kilogram pengiriman masker keluar dari Belitung," ujarnya.

Azmat menyebutkan, masker tersebut dikirim ke beberapa negara seperti China, Taiwan, dan Hongkong. Satu kotak berisi 500 lembar masker.

"Setiap hari ada pengiriman dua hingga tiga dus," katanya.

Masker tersebut dikirim dari Belitung melalui Jakarta dan setelah diproses langsung diterbangkan ke daratan China, kecuali Provinsi Hubei di China.

"Semua daratan China boleh menerima kiriman masker kecuali Provinsi Hubei karena kota Wuhan berada dalam kawasan itu," katanya.

Selanjutnya, aturan pengiriman masker ke China itu, dalam satu dus tidak boleh melebihi Rp 2 juta atau di bawah lima ribu yuan. Dengan begitu, masker tersebut tidak dianggap barang impor oleh Pemerintah China.

"Keterangan di resi atau dikotaknya, diperuntukkan untuk donasi sehingga keterangan untuk donasien atau not for sale sehingga tidak dianggap barang impor itu dianggap barang amal," katanya.

Hal itu dilakukan karena penerima masker tersebut tidak membutuhkan lisensi, seperti barang medis lainnya. Kiriman masker, menurut Azmat, dapat dianggap seperti pakaian layak pakai yang disalurkan untuk membantu masyarakat.

Azmat juga memohon maaf apabila pengiriman masker dari Belitung ke negara tujuan mengalami keterlambatan. Ia menjelaskan, pengiriman paket ke tujuan China sedang padat serta proses pemeriksaan di Bea Cukai memerlukan waktu dan juga keterbatasan penerbangan.

"Karena saat ini tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia menuju China dan volume pengiriman masker tujuan China juga sangat tinggi. Posindo Tanjung Pandan mohon maaf apabila ada keterlambatan pengiriman," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement