Sabtu 08 Feb 2020 17:20 WIB

Gempa 5,4 SR Guncang Laut Seram, tak Berpotensi Tsunami

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi tak berpotensi tsunami.

Ilustrasi Gempa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Gempa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengkonfirmasi gempa berkekuatan 5,4 skala Richter (SR) mengguncang wilayah Laut Seram, Sabtu (8/2). Kendati demikian, gempa tidak menyebabkan tsunami.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, pada Sabtu pukul 13.36 WIB, wilayah Laut Seram diguncang gempa tektonik. "Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo  M=5,6 yang kemudian dimutakhirkan menjadi M=5,4," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu.

Ia menambahkan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,85 LS dan 129,93 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 68 kilometer (km) arah Barat Laut Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 29 km. 

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, ia menyebutkan gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas Sesar Naik Utara Seram. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault)," katanya. 

Ia menambahkan, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Kobisonta IV MMI ( Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Kairatu II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ). Hingga saat ini ia menyebutkan belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. 

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotemsi tsunami," ujarnya.

Hingga pukul 14.00 WIB, dia melanjutkan, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 2 aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo terbesar M=5,0. 

Pihaknya kengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Hindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," ujarnya.

Selain itu, ia meminta periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah. Ia meminta masyarakat pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement