Sabtu 08 Feb 2020 08:51 WIB

Pengamat: Membiarkan Eks ISIS Ada di Luar Sama Bahayanya

Pengamat menilai eks ISIS bisa pulang ke Indonesia tanpa diketahui pemerintah.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Kelompok ISIS
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kelompok ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Muslim Crisis Center, Robi Sugara menilai membiarkan para mantan kelompok ISIS jauh lebih berbahaya dibandingkan memulangkannya. Sebab, tidak ada jaminan mereka tidak pulang ke Indonesia secara sembunyi-sembunyi dan tidak legal.

"Jika mereka pulang ke Indonesia tanpa diketahui statusnya oleh pemerintah, sebagai mantan anggota ISIS ini justru lebih berbahaya," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (8/2).

Baca Juga

Menurutnya, yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan profiling terhadap ratusan mantan anggota ISIS tersebut. Harus dipisahkan mana yang benar-benar berniat untuk bergabung dengan ISIS atau hanya sekadar ikut dan terbawa saja.

"Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pemilahan antara mereka yang waktu gabung dengan ISIS sebagai fighters atau hanya masyarakat biasa," kata Dosen HI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.

Robi melanjutkan, kemudian juga dilakukan pemilahan antara kelompok yang rentan atau tidak. Yang dimaksud kelompok rentan adalah anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia. Menurut Robi, kelompik ini bisa lebih mudah di rehabilitasi dan dideradikalisasi.

Sementara untuk kelompok yang masuk kategori radikal berat, maka harus mendapat penanganan khusus dari pemerintah serta pemerintah daerah. Menurutnya beberapa negara sudah melakukan hal tersebut untuk mengatasi para mantan anggota ISIS.

"Malaysia sudah mengambil kebijakan yang cepat dengan menerima mereka kembali pulang ketimbang disana jauh lebih berbahaya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement