REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kimia Farma Tbk menyampaikan stok masker N95 di apotek pelat merah tersebut sudah habis. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memborongnya untuk para petugas preventif di lokasi pintu-pintu masuk Indonesia dalam upaya mencegah penyebaran virus corona.
"Kalau mau mencari produk masker N95 di apotek-apotek Kimia Farma sekarang kondisinya sudah tidak ada. Karena sesuai keputusan pemerintah yang diwakili oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB semua masker N95 milik Kimia Farma akan diambil oleh BNPB," ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo di Jakarta, Rabu (5/2).
Verdi mengatakan bahwa masker-masker tersebut untuk para petugas yang sedang menjalankan tugas preventif di 19 kota yang menjadi pintu gerbang masuk ke Indonesia dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.
Menurut dia, pemerintah sendiri tidak tinggal diam terhadap permasalahan habisnya stok masker. Sebenarnya yang menjadi permasalahan tidak hanya masker artinya pemerintah memikirkan secara keseluruhan yakni alat pelindung diri mulai dari ujung kepala hingga kaki, jadi perlengkapan ini yang dipersiapkan.
"Kemarin BNPB juga mengundang beberapa industri swasta yang bisa membantu terkait hal ini. Mereka diminta oleh pemerintah untuk menyiapkan perlengkapan APD," kata Verdi.
Penjualan masker meningkat pesat akibat merebaknya wabah virus corona dan penularannya yang dapat melalui antar manusia. Menurut pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta, penjualan masker mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa setelah wabah Virus corona, sementara untuk masker jenis N95 telah langka di pasaran.
Sementara itu karyawan apotek di Makassar, Sulawesi Selatan mengaku penjualan masker di daerah tersebut meningkat hingga dua kali lipat setelah mewabahnya virus corona di sejumlah negara.