Selasa 04 Feb 2020 17:25 WIB

Tak Ada Klien, Guide Turis China di Bali Alih Profesi

Guide berbahasa Mandarin untuk turis China kehilangan pekerjaan.

Pantai Kuta, Bali. Guide berbahasa Mandarin untuk turis China kehilangan pekerjaan sejak ada pembatalan kedatangan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu terkait wabah infeksi virus corona jenis baru.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Pantai Kuta, Bali. Guide berbahasa Mandarin untuk turis China kehilangan pekerjaan sejak ada pembatalan kedatangan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu terkait wabah infeksi virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sekitar 80 persen pemandu wisata berbahasa Mandarin yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali terdampak penurunan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara asal China akibat penyebaran virus corona baru (novel Coronavirus/nCov). Hampir 80 persen anggota divisi bahasa Mandarin sudah tidak memiliki pekerjaan untuk mendampingi wisatawan.

"Ini menjadi keprihatinan kami bersama sebagai insan pariwisata," ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta, saat dikonfirmasi dari Mangupura, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Nuarta mengatakan, para pramuwisata berbahasa Mandarin yang terdampak penurunan wisatawan asal China yang memilih menunda atau membatalkan perjalanannya ke Pulau Dewata tersebut saat ini juga sudah mulai beralih ke profesi lain. Sebagian dari mereka menjadi sopir pariwisata untuk wisatawan asal negara selain China dan sebagian lainmemilih kembali ke daerah asalnya untuk melakukan kegiatan dan profesi yang lain.

"Kami berharap persoalan wabah virus corona ini dapat segera terselesaikan agar pariwisata Bali dapat pulih seperti sebelumnya," kata Nuarta.

Himpunan Pramuwisata Indonesia Bali memiliki anggota sekitar 6.000 orang yang terbagi dalam 11 divisi bahasa. Yang paling banyak adalah guide berbahasa Inggris dan Mandarin.

"Bahasa Inggris hampir 1.700 orang guide dan bahasa Mandarin mencapai 1.300 orang. Sisanya berada di divisi lain," katanya.

Sementara itu, Divisi Pasar China, Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Bali, Elsye Deliana mengatakan, pihaknya telah mencatat paling tidak sekitar 15 ribu wisatawan asal China batal melakukan kunjungan ke Pulau Bali akibat penyebaran virus Corona. Itu merupakan data pekan lalu.

"Hal ini patut kami sayangkan karena padahal di bulan Februari ada banyak grup insentif wisatawan mancanegara asal China yang akan ke Bali. Ada yang mencatat 1.000 orang, 2.000 orang, 5.000 orang itu semua sementara dibatalkan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement