Senin 03 Feb 2020 17:10 WIB

Polda Metro Jaya Ringkus Komplotan Pengedar Heroin

Pengedar heroin masuk dalam kategori bandar besar dengan harga terlampau tinggi.

Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya meringkus komplotan pengedar heroin (Foto: narkoba jenis heroin)
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya meringkus komplotan pengedar heroin (Foto: narkoba jenis heroin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya meringkus komplotan pengedar heroin. Berdasarkan pemeriksaan, tersangka mengaku sudah lima tahun mengedarkan barang haram tersebut.

"Ini untuk beroperasi kurang lebih sudah selama lima tahunan sedangkan untuk pasarnya mereka punya komunitasnya, ini yang masih didalami," kata Kanit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Dicky Bachriel, di Polda Metro Jaya, Senin (3/2).

Baca Juga

Berdasarkan pengakuan tersangka, konsumen heroin tersebut diduga berasal dari kalangan menengah ke atas. Hal ini dilihat dari harga barang haram tersebut yang terbilang tinggi yakni sekitar Rp 3 juta per gram.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus, mengataka,n awalnya ada empat anggota komplotan pengedar heroin yang berhasil diamankan petugas yakni JAJ, D, SW dan A. Namun salah satu tersangka terpaksa dilumpuhkan.

"Empat tersangka berhasil diamankan, salah satunya dengan inisial JAJ terpaksa dilumpuhkan dengan tindakan tegas dan terukur karena melakukan perlawanan saat dilakukan penggeledahan," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Senin.

Setelah dilumpuhkan, petugas langsung melarikan JAJ ke rumah sakit terdekat. Namun JAJ akhirnya meninggal di tengah perjalanan menuju rumah sakit. Tersangka JAJ diketahui sebagai bandar besar heroin, karena saat dilakukan penggeledahan dilokasi penyimpanan miliknya petugas menemukan hampir satu kilogram heroin.

Ketiga pelaku lainnya kini dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) Subsider Pasal 111 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana penjara minimal lima tahun dan maksimal 20 tahun penjara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement