Senin 03 Feb 2020 16:47 WIB

Tangis Gus Mus untuk Gus Sholah

Gus Mus mengenang Gus Sholah sebagai seorang pejuang kemanusiaan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah kerabat mengangkat peti jenazah almarhum KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah di rumah duka di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (3/2).
Foto: ANTARA/GALIH PRADIPTA
Sejumlah kerabat mengangkat peti jenazah almarhum KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah di rumah duka di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) menjadi pemimpin doa pada upacara pemakaman KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (3/2). Gus Mus tidak kuasa menahan air matanya saat memimpin doa pada acara pemakaman sahabatnya tersebut.

Tangis Gus Mus membuat ribuan santri dan petakziah yang hadir juga ikut menitikkan air mata. Sebelum membacakan doa, Gus Mus sempat mengenang sahabatnya tersebut. Menurut dia, Gus Sholah adalah pejuang yang ikhlas dan tulus merajut kebersamaan antarsesama umat dan antarsesama bangsa. Menurut dia, karakter tersebut jarang ada. Sebab almarhum benar-benar memiliki ketulusan terhadap agama dan bangsanya.

Baca Juga

"Semua masyarakat Indonesia hari ini merasa kehilangan, bukan hanya NU. Kita kehilangan seorang pejuang yang ikhlas merajut kebersamaan dengan sesama bangsa, dengan sesama umat. Saya mendapat berkah kenal dekat dengan beliau. Beliau sangat ikhlas," ujar Gus Mus.

Gus Mus mengatakan, Gus Sholah merupakan sosok yang sangat mendambakan persatuan di negeri ini terus terjaga. Harapannya tersebut, kata Gus Mus, tidak hanya dipidatokan, tetapi juga dilaksanakan. Salah satunya diwujudkan dengan tidak henti-hentinya menggelar silaturahim dengan semua kalangan di negeri ini.

"Beliau silaturahim ke mana-mana untuk kepentingan bukan hanya ukhuwah Islamiah, bukan hanya ukhuwah wathaniah, tapi juga ukhuwah insaniah wa basariah," kata Gus Mus.

Gus Mus juga mengatakan, Gus Sholah merupakan tokoh NU yang betul-betul ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk keutuhan bangsa Indonesia, bahkan hingga detik-detik terakhir sebelum wafat. "Semoga santri-santrinya juga mempunya keikhlasan seperti beliau, kekokohan perjuangan sepeti beliau, keihkhlasan seperti beliau," ujar Gus Mus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement