REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur teringat rencana KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) yang berniat membangun kerja sama di bidang kesehatan dalam waktu dekat. “Beberapa waktu lalu beliau ke PWM Jatim dan ingin membangun proyek kerja antara Muhammadiyah dan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang,” ujar Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (3/2).
Mewakili organisasi dan pribadi, dia mengucapkan turut duka cita dan mendoakan almarhum Gus Sholah diterima di sisi Allah SWT. Muhammadiyah, kata dia, juga merasa sangat kehilangan atas wafatnya Gus Sholah dan menilainya sebagai salah seorang tokoh perekat umat.
“Kami sangat kehilangan. Semoga almarhum ditempatkan di tempat terbaik dan husnul khatimah,” kata Nadjib.
Tokoh penting Nahdlatul Ulama, Gus Sholah, tutup usia usai setelah sempat kritis dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, pukul 20.55 WIB, Ahad. Putra Gus Sholah, Irfan Wahid mengemukakan ayahnya mengalami komplikasi jantung setelah sempat menjalani perawatan di RS Harapan Kita.
Rencananya, setelah disemayamkan di rumah duka di Jakarta Selatan, jenazah Gus Sholah diterbangkan ke Jombang, Jawa Timur, melalui Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 10.00 WIB, Senin. Irfan menuturkan jenazah akan diterbangkan dengan menggunakan salah satu pesawat milik Lion Group dan dijadwalkan tiba di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo sekitar pukul 11.30 WIB.
Jenazah diperkirakan tiba di Jombang, Jawa Timur, sekitar pukul 14.00 WIB. Rencananya jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng sekitar pukul 16.00 WIB.
Gus Sholah adalah adik kandung dari Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Gus Sholah lahir di Jombang, 11 September 1942 dan mengembuskan nafas terakhir pada usia 77 tahun.