REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani, meminta pemerintah lebih signal mengantisipasi berbagai persoalan yang ditimbulkan dari proses observasi warga negara Indonesia di Natuna, Kepulauan Riau. Pasalnya, dia melihat ada ketidakterimaan dari warga di sana yang takut terkena virus corona.
"Satu sisi kita menuntut pemerintah bertindak sigap, tepat sasaran, dan prosedural untuk melindungi WNI yang ada di Wuhan. Namun di sisi lain, kita menyaksikan dinamika masyarakat yang bereaksi berlebihan tersebut," ujar Netty lewat keterangan tertulisnya, Ahad (2/1).
Netty sendiri mengerti alasan adanya sejumlah warga yang tak menerima proses observasi WNI dari Wuhan dilakukan di Natuna. Namun, di situasi seperti inilah dalam situasi semua pihak harus menunjukkan sikap solidaritas.
"Ini ujian rasa kemanusiaan, kebangsaan, dan persatuan rakyat Indonesia sebagai bangsa besar. Tidak ada seorang pun yang ingin menjadi korban virus corona," ujar Netty.
Menurutnya, sikap penolakan tersebut ditimbulkan dari adanya misinformasi terkait virus corona. Maka dari itu, dia mendesak pemerintah lebih aktif dalam mensosialisasikan wabah tersebut.
"Saya berharap Polri, TNI, Pemda, dan Kemenkes segera dapat menyelesaikan persoalan ini dengan baik," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR itu.
Diketahui, penolakan warga Natuna berdasar pada kedekatan jarak bandara dengan lokasi penduduk, sekitar dua kilometer. Meskipun nantinya akan ditempatkan di kawasan lain, namun cek kesehatan tentu tetap dilakukan di hangar bandara terlebih dulu.
Mereka meminta kepada pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali menjadikan Pulau Natuna sebagai lokasi karantina. Sebab selama ini akses dan fasilitas kesehatan warga Natuna sangat terbatas. Apalagi ketika Coronavirus masuk ke Natuna, setelah proses karantina selesai, tentu akan sangat sulit bagi warga mencari pengobatan.