REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau proses penanganan bencana banjir bandang yang terjadi di Dusun Gendir dan Dusun Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember. Mantan menteri sosial tersebut memantau langsung proses pembuatan bronjong batu di bibir Sungai Jompo.
Bronjong batu sebagai langkah mengatasi pengikisan plengsengan sungai akibat banjir sehingga tidak diikuti longsor atau tanah ambles. "Kecepatan ini sangat penting untuk menjadi keberseiringan psychosocial therapy. Kalau mereka melihat jalan sudah bisa dilewati, maka rasa aman akan dirasakan dan recovery akan bisa sangat terbantu," kata Khofifah saat melakukan peninjauan, Ahad (2/2).
Khofifah menargetkan, dalam waktu lima hari, bronjong sepanjang 130 meter lengkap dengan sandbag sudah terpasang. Khofifah juga menyatakan, seluruh tanggul yang butuh ditinggikan maka akan dibantu ditinggikan.
Khofifah juga menjanjikan, rumah warga yang mengalami kerusakan akibat adanya banjir bandang akan diperbaiki. Khofifah mengakui adanya sejumlah rumah yang mengalami kerusakan dan longsor akibat terjangan banjir bandang tersebut.
Pemprov Jatim, kata dia, akan memberikan bantuan berupa bahan bangunan untuk kepentingan rekonstruksi tersebut. "Ada rumah warga yang tertimbun, ada yang dapurnya kena longsoran saya minta diidentifikasi supaya setelah tanggap darurat bisa langsung rekonstruksi dilakukan," kata Khofifah.
Khofifah menjelaskan, penyebab terjadinua banjir bandang tersebut utamanya adalah kebakaran hutan di Gunung Argopuro, yang menyebabkan hutan di sana gundul. Sehingga, saat hujan turun dengan intensitas tinggi, ekosistem yang ada tak mampu menjadi penahan air sehingga terjadilah banjir bandang.
"Cuaca ekstrem harus menjadi hal yang diwaspadai kita semua. Argopuro, Raung juga di Bondowoso masuk di antara 7 gunung di Jatim yang saat musim kemarau kemarin mengalami karhutla cukup luas," kata Khofifah.
Karena itu, sudah mengajak Perhutani maupun PTPN untuk sama sama memaksimalkan reboisasi. Sehingga bisa menambal hutan yang gundul, kembali menjadi hijau. Pemprov Jatim dengan instansi vertikal, kata Khofifah, juga tengah menyiapkan gerakan tabur biji dari udara.
"Gerakan ini sudah disiapkan Dinas Kehutanan. Karena tidak hanya tabur biji tapi biji itu sementara harus disemai, nah ini sedang dilakukan persiapannya karena kita harus menghitung lahan yang harus kita tanam biji. Semoga ini menjadi bagian perluasan reboisasi yang bisa kita maksimalkan," ujar Khofifah.