Ahad 02 Feb 2020 10:45 WIB

BPBD Jatim Ungkap Penyebab Banjir Bandang di Jember

Banjir bandang terjadi di Jember pada Sabtu (1/2).

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Siswa melintasi banjir di halaman SDN Wonoasri 01, Tempurejo, Jember, Jawa Timur. (ilustrasi)
Foto: Antara/Seno
Siswa melintasi banjir di halaman SDN Wonoasri 01, Tempurejo, Jember, Jawa Timur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subhan Wahyudiono mengungkapkan, penyebab utama terjadinya banjir bandang di Jember, Jawa Timur, adalah kebakaran Gunung Argopuro. Di mana, banjir bandang yang menerjang Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember tersebut, membawa material sisa kebakaran hutan, seperti kayu-kayu yang telah berubah menjadi arang.

"Kemarin kan beberapa gunung di Jatim itu kebakaran. Seperti Ijen, Raung, Argopuro, Semeru, Arjuno. Nah yang sekarang ini akibat kebakaran gunung Argopuro. Makanya ini banjir bandang membawa material bekas kebakaran, sisa-sisa kayak arang gitu," ujar Subhan dikonfirmasi Republika, Ahad (2/2).

Baca Juga

Namun demikian, Subhan mengaku, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jember ini, tidak separah di Kabupaten Bondowoso beberapa hari lalu. Subhan bahkan mengatakan, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jember, hanya berdampak pada 17 rumah atau kepala keluarga.

"Memang hanya 17 KK saja yang secara langsung terdampak ada genangan air. Cuma 17 rumah saja di satu dusun di bawah. Kalau yang di atas gak ada dampak ke rumah-rumah warga cuma ke fasilitas umum aja," ujar Subhan.

Subhan mengatakan, banjir tersebut terjadi pada Sabtu (1/2) sore. Banjir bandang tersebut terjadi di sekitaran Sungai Jompo (Kalijompo). Namun kata dia, pada malam harinya, sungai yang semula debit airnya tinggi, sudah kembali normal. Bahkan sebagian besar masyarakat pada pukul 22.00 WIB sudah kembali untuk membersihkan rumah-rumah yang terdampak.

"Kemarin kondisi itu sungainya sudah normal kembali. Dan memang hanya 17 KK saja yang secara langsung terdampak ada genangan air. Itu pun jam 10 (malam) itu masyarakat sudah bersih-bersih. Genangannya cuma 10 sentimeter hingga 20 sentimeter," kata Subhan.

Subhan mengakui adanya jalan yang tertimbun longsoran dari lereng gunung. Jalan tersebut menurutnya adalah jalan yang menghubungkan dua kampung. Tertimbunnya jalan tersebut membuat masyarakat harus berputar lebih jauh untuk bepergian dari satu kampung ke kampung lainnya.

Terkait jembatan yang dikabarkan roboh, Subhan mengatakan, itu hanya jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Jembatan tersebut menghubungkan perumahan warga dengan pabrik tempat mereka bekerja. Subhan pun menegaskan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut.

"Sekarang Gubernur Jatim bersama Bupati Jember dan OPD terkait meninjau lokasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Intinya untuk segera menyelesaikan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana ini, biar masyarakat segera beraktivitas seperti sedia kala," kata Subhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement