REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah memilih Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) sebagai lokasi karantina warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari China. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, Natuna dipilih karena memiliki rumah sakit (RS) sebagai tempat observasi, yang jaraknya tidak jauh dari pemukiman penduduk.
Sebanyak 245 warga negara Indonesia yang akan dievakuasi dari Wuhan, China, nantinya akan diobservasi sesuai protokol kesehatan di RS pangkalan militer Natuna, Kepulauan Riau. Lokasi RS pangkalan militer tersebut adalah 5-6 kilometer dari pemukiman warga.
"TNI mendukung proses pemulangan warga Indonesia dari Wuhan menuju Indonesia, dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokol kesehatan yang dijalankan pemerintah," ujar Hadi saat melepas Tim Evakuasi WNI dari Provinsi Hubei, China yang digelar di Terminal I Bandara Soekarno Hatta, Banten, Sabtu (1/2).
Pangkalan militer di Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola dokter dari tiga matra angkatan, yaitu TNI AL, TNI AD dan TNI AU. Jarak landasan (runway) pangkalan militer ke RS tempat isolasi juga sangat dekat. RS tersebut mampu menampung hingga 300 pasien. Sedangkan jarak dermaga ke lokasi RS tersebut juga relatif jauh sekitar 5-6 kilometer.
Di lokasi yang terisolasi tersebut, kesehatan WNI dari Wuhan akan terus diobservasi oleh Kementerian Kesehatan dan instansi terkait.
"Di lokasi itu akan diobservasi. Lokasi itu memenuhi syarat protokol kesehatan sebagai tempat transit sementara sampai WNI dengan dinyatakan bebas, bisa bertemu dengan keluarga," ujarnya.
Hadi menjelaskan, proses pemindahan dari Wuhan menuju Natuna, Indonesia terus dipantau melalui frekuensi militer yang diberikan operator kepada pilot. Sehingga, dapat memonitor sejak keberangkatan hingga sampai pendaratan tiba di Indonesia.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan bahwa WNI yang akan dibawa dari Wuhan adalah yang sehat atau tidak terpapar virus Corona.
“Di Wuhan sudah dilakukan monitoring bahwa yang dijemput adalah yang sehat. Dalam menjalankan tugas saat transit observasi, tim evakuasi juga harus sehat dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Terawan.
Upacara pelepasan tim evakuasi dilakukan Menteri Luar Negeri Retno L. P Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Evakuasi akan menggunakan pesawat komersial Batik Air A-330.
Tim evakuasi berjumlah 42 orang yang terdiri atas unsur Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, TNI dan kru pesawat Batik Air. Jumlah WNI yang akan dievakuasi dari Wuhan adalah 245 orang ditambah lima orang tim pendahulu (advance) dari pemerintah Indonesia. Sehingga total terdapat 250 WNI yang akan dievakuasi dengan pesawat Batik Air.