Jumat 31 Jan 2020 17:51 WIB

Sleman Sosialisasi Perilaku Hidup Sehat ke Pengelola TKA/TPA

Sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat merupakan faktor penentu.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kantor Pemkab Sleman.
Foto: Wahyu Suryana.
Kantor Pemkab Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Sleman, DIY, menyosialisikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS). Diikuti 100 ustaz/ustazah serta pengelola Taman Kanak-Kanak Alquran (TKA) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA).

Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Sleman, Iriansya mengatakan, sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat. Khususnya, ustaz-ustazah dan pengelola TKA/TPA untuk membudayakan PHBS.

Sosialisasi menghadirkan tiga narasumber. Mulai dari Suci Iriani Sinuraya dari Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemkab Sleman membawa materi bertajuk Kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kabupaten Sleman.

Kemudian, Supriyati dari Center For Behavior and Promotion (CHBP) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM dengan materi Gaya Hidup Sehat Dalam Rangka Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Terakhir, ada praktisi hidup sehat Suryantoro yang membawa materi bertajuk Kebijakan Pengelolaan Sampah dan Sanitasi di Kabupaten Sleman. Iriansya berharap, PBHS dapat benar-benar diterapkan ustaz/ustazah dan di TKA/TPA.

"Harapannya, setelah menerima materi yang disampaikan dapat ditularkan kepada keluarga, anak-anak didik, dan masyarakat," kata Iriansya, di Kantor Bappeda Kabupaten Sleman.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun yang hadir membuka sosialisasi menilai, sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat merupakan faktor penentu. Termasuk, dalam upaya meningkatkan produktivitas pembangunan.

Ia berpendapat, ini penting untuk mendukung upaya mewujudkan visi pembangunan bidang kesehatan dibutuhkan kesadaran masyarakat akan pola hidup yang sehat. Karenanya, dari sini diharap perilaku hidup sehat dan bersih bisa diterapkan.

Sri menjelaskan, upaya menanamkan kesadaran itu tidak mudah karena berkaitan dengan merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat. Untuk itu, perlu langkah persuasif disertai contoh nyata agar lingkungan sekitar dapat mengikuti.

"Saya harapkan peserta-peserta ini dapat berperan aktif turut serta menumbuhkan kesadaraan jamaahnya untuk menerapkan PHBS," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement