Jumat 31 Jan 2020 09:08 WIB

Penghijauan Gunung Raung, Benih akan Ditebar dari Udara

Gunung Raung yang hutannya gundul diharapkan bisa hijau kembali dengan tebar benih.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Reiny Dwinanda
Gunung Raung terbakar pada Oktober 2019. Gunung Raung yang hutannya gundul akibat kebakaran pada musim kemarau lalu diharapkan bisa hijau kembali dengan tebar benih.
Foto: Dok BPBD
Gunung Raung terbakar pada Oktober 2019. Gunung Raung yang hutannya gundul akibat kebakaran pada musim kemarau lalu diharapkan bisa hijau kembali dengan tebar benih.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menyiapkan skema untuk menanami kembali area Gunung Raung yang gundul akibat kebakaran hutan selama musim kemarau lalu. Kritisnya kondisi hutan disebut menjadi penyebab bencana banjir bandang di Desa Sempol dan Desa Kalisat, Kecamatan Ijen, Bondowoso.

"Di sini kan katanya tidak ujan, tapi hujannya di gunung. Lalu terjadi banjir bandang yang kemudian membawa material-material (bekas kebakaran hutan). Jadi ini harus kita lakukan kajian secara komprehensif," ujar Khofifah saat meninjau masyarakat terdampak banjir bandang di Bondowoso, Kamis (30/1).

Baca Juga

Khofifah mengatakan, skema yang disiapkan untuk penghijauan Gunung Raung adalah dengan cara menyemai biji-bijian pepohonan dari udara ke lokasi bekas kebakaran hutan. Ia berharap, benih itu akan tumbuh dan membuat wilayah tersebut akan kembali rimbun.

"Saya bersama kepala BPBD sudah menyiapkan format, kami ingin menyebarkan biji-bijian dari udara di titik-titik yang kemarin mengalami kebakaran. Kami harapkan tumbuh pepohonan, terutama di musim hujan seperti sekarang," ujar Khofifah.

Menurut Khofifah, tebar benih melalui udara sudah lebih dulu dipraktikkan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan Thailand. Ia menyatakan, dalam menjalankan skema yang disiapkan tersebut, dibutuh kontribusi masyarakat. Pendaki gunung, misalnya, bisa ikut menyebar benih sambil menjalankan hobinya.

"Anak-anak SD bisa kita libatkan, minta kumpulkan biji-bijian, kemudian masing-masing kita juga menyemai di atas (lokasi bekas kebakaran hutan). Juga para pendaki gunung misalnya, bisa juga terlibat," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement