Kamis 30 Jan 2020 21:47 WIB

Paguyuban Jip Dukung Bebas Kendaraan di Bromo

Bulan bebas kendaraan di Bromo adalah bentuk penghormatan bagi adat Suku Tengger.

Wisatawan melihat pemandangan gunung Bromo yang mengalami erupsi dari kawasan lautan pasir di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (20/7/2019).
Foto: Antara/Vermensius Onggat Gebze
Wisatawan melihat pemandangan gunung Bromo yang mengalami erupsi dari kawasan lautan pasir di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (20/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pelaku usaha yang tergabung dalam Paguyuban Jip Wisata Malang Raya mendukung pelaksanaan bulan bebas kendaraan bermotor (car free month) di kawasan wisata Bromo, Jawa Timur. Ketua Paguyuban Jip Wisata Malang Raya Idhamsyah Putra menyatakan meskipun pendapatan para pelaku usaha mengalami penurunan, namun pihaknya menghormati adat istiadat masyarakat Suku Tengger.

"Dari sisi pemasukan memang menurun, tapi tidak ada masalah bagi kami. Karena ini untuk adat istiadat dan konservasi Bromo. Saya dan teman-teman menghormati itu," katanya, Kamis (30/1).

Baca Juga

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bersama seluruh pemangku kepentingan dan pelaku usaha telah menyepakati terhitung mulai 24 Januari hingga 24 Februari 2020, kawasan wisata Bromo, bebas kendaraan bermotor jenis apapun.

Pelaksanaan bulan bebas kendaraan bermotor di Bromo tersebut bertujuan menghormati kearifan lokal masyarakat Tengger. Yakni "Wulan Kepitu", sekaligus pemulihan dan revitalisasi ekosistem kawasan Bromo.

Saat ini, lanjut Idhamsyah, seluruh jip yang tergabung dalam Paguyuban berhenti beroperasi. Para wisatawan yang akan menuju Bromo, dialihkan menggunakan kendaraan jenis lain hingga titik-titik yang sudah ditentukan.

"Untuk jip kami setop secara total. Sementara dialihkan menggunakan jenis city car," ujarnya.

Idhamsyah menjelaskan bulan bebas kendaraan bermotor bukan dilaksanakan pada musim puncak kunjungan wisatawan. Pada Januari hingga Februari, secara rata-rata hanya ada 20 jip yang melayani perjalanan para wisatawan per harinya.

Idhamsyah juga menambahkan pelaksanaan bulan bebas kendaraan bermotor diharapkan bisa memberikan waktu bagi destinasi unggulan di Jawa Timur tersebut untuk memulihkan diri. Sehingga nantinya bisa meningkatkan minat wisatawan berkunjung.

Berdasarkan data Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, sepanjang 2019, jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negerimencapai 690.831 orang.

"Dari 12 bulan, hanya satu bulan yang dipergunakan untuk menghormati adat dan konservasi. Kami menghormati itu dan tidak ada masalah," ujar Idhamsyah.

Saat ini, kendaraan bermotor hanya bisa beroperasi hingga pintu masuk Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, lalupintu masuk Coban Trisula, Jemplang, Kabupaten Malang dan Dingklik Penanjakan, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Sementara untuk aktivitas wisata, para wisatawan yang ingin menuju kawasan Laut Pasir Bromodan lainnya, bisa menggunakan kuda, berjalan kaki, atau bersepeda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement