Kamis 30 Jan 2020 21:16 WIB

1.358 Kasus DBD Terjadi di 11 Provinsi Selama Januari 2020

Nusa Tenggara Timumerupakan provinsi dengan kejadian terbanyak.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menunggu mendapatkan penanganan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Kamis .
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menunggu mendapatkan penanganan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Kamis .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 1.358 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) terjadi di 11 provinsi selama Januari 2020. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan kejadian terbanyak.

"Sampai saat ini, NTT menjadi provinsi terbanyak (kejadian DBD) yaitu 552 kasus. Di antaranya Kabupaten Sikka, NTT," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono saat temu media, di Kemenkes, Jakarta, Kamis (30/1).

Baca Juga

Pihaknya menilai keanehan ketika Sikka juga terjadi kasus DBD. Padahal, dia menjelaskan Sikka merupakan daerah kurang air dan cukup kering yang pada akhirnya mengalami DBD. Karena itu Anung meminta staf dan anak buahnya mengecek apa yang terjadi di wilayah itu.

Selain NTT, ia menyebutkan kasus DBD terkonsentrasi terjadi di wilayah Jawa termasuk Jawa Timur (Jatim). Meski kasus DBD lebih dari 1.000, ia menyebutkan kasusnya menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ia menyebutkan kejadian kesakitan DBD selama Januari 2019 sebanyak 11.224 kasus. Tak hanya jumlah kasus, hingga saat ini pihaknya juga mencatat jumlah kematian akibat gigitan nyamuk aedes aegeypti yang sedikit sebanyak 12 jiwa selama Januari 2020. Rinciannya NTT enam jiwa, Jabar tiga orang, Bengkulu satu jiwa, Jawa Tengah satu orang, dan Jatim satu jiwa.

Ia mengaku sebenarnya Kemenkes sudah berupaya mengantisipasi sebelumnya dengan telah mengirimkan surat edaran bahaya DBD. "Isinya mengingatkan DBD biasanya dimulai Desember dan puncaknya pada Januari-Februari.Surat edaran itu kami kirimkan sejak Oktober 2019 lalu," ujarnya.

Sebelumnya Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, jumlah kasus kesakitan akibat DBD secara nasional sebanyak 1.358 kasus mulai awal Januari 2020 hingga 27 Januari 2020. "Kemudian angka kematiannya 12 jiwa," katanya saat ditemui di acara Wuhan corona virus PB Papdi, di Jakarta, Rabu (29/1).

Meski yang meninggal lebih dari 10 orang, ia menyebutkan angka kematiannya menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai 110 orang meninggal. Tak hanya itu, ia menyebutkan jumlah kasusnya juga jauh berkurang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement