Kamis 30 Jan 2020 18:48 WIB

Dubes Arab Saudi Tertarik dengan Kerajinan Tangan Jabar

Dubes Arab Saudi menilai kerajinan merupakan identitas budaya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nashih Nashrullah
Dubes Arab Saudi menilai kerajinan merupakan identitas budaya. Foto roduk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Dubes Arab Saudi menilai kerajinan merupakan identitas budaya. Foto roduk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Essam bin Abed al-Thaqafi, melakukan kunjungan kerja untuk melihat hasil karya kerajinan Jawa Barat (Jabar) ke Kerabat (Kerajinan dan Kuliner Jawa Barat) Store Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jabar, Kota Bandung Kamis (30/1).   

Dalam kunjungan tersebut, al-Thaqafi disambut langsung oleh Ketua Dekranasda Provinsi Jabar Atalia Ridwan Kamil dan Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Jabar Lina Marlina Ruzhan.  

Baca Juga

Menurut Atalia, Dekranasda Jabar menyambut positif siapa saja yang berkunjung ke Kerabat Store untuk melihat-lihat hasil kriya perajin Jabar. Terutama, tamu kenegaraan untuk mengenali potensi Jabar sehingga membuka potensi kerja sama di bidang perdagangan.  

"Ketika mereka (tamu kenegaraan) melihat bagaimana produk Jawa Barat begitu beragam dari bahan baku logam, kain, kayu, kemudian tanah liat dan sebagainya, mudah-mudah ini mampu untuk membuka jalur hubungan ekonomi yang lebih dalam lagi di bidang perdagangan," papar Atalia.  

Sebelum menyambut al-Thaqafi, Dekranasda Jabar pun telah menerima kunjungan tamu kenegaraan dari Rusia, Kazakhstan, dan Sri Lanka. 

Atalia berharap, kunjungan tamu kenegaraan tersebut memotivasi para perajin dan pelaku usaha di Jabar untuk membuat produk yang lebih baik agar disenangi dan digemari pengunjung.  

Atalia berharap, rumah Dekranasda yang saat ini bernama Kerabat Store mampu terus mendorong para pelaku usaha mempromosikan produknya. 

Dia pun berharap, akan lebih banyak lagi yang tertarik untuk melakukan perdagangan dengan Jawa Barat.  

Selain tertarik dengan kriya Jabar, kata Atalia, al-Thaqafi juga tertarik dengan potensi wisata yang ada di Kompleks Taman Hutan Raya (Tahura) Bandung.  

"Itu salah satu kebanggaan kita di Jawa Barat, khususnya Bandung, masih punya hutan di tengah kota, dan itu tidak semua kota memiliki hal seperti itu," katanya.   

Oleh karena itu, kata dia, memang destinasi wisata seperti Tahura patut dipertahankan serta dijaga kelestariannya. "Mudah-mudahan juga disebarluaskan lagi agar lebih banyak masyarakat dalam dan luar negeri yang tahu terkait keberadaan Taman Hutan Raya," kata Atalia.  

Sementara menurut al-Thaqafi, dirinya terpukau karena Tahura di kawasan Dago itu memiliki hutan yang asri dan ditanami berbagai jenis pepohonan dari seluruh wilayah di Indonesia dan luar negeri. "Yang menarik perhatian saya adalah saat mengunjungi Taman Hutan Raya," katanya.  

Menurutnya, ada ekologi yang sangat luar biasa di Tahura karena memiliki berbagai jenis pohon, tidak hanya dari Jawa Barat tapi dari provinsi-provinsi yang ada di Indonesia dan juga beberapa negara. Hal ini menunjukan, bahwa tempat tersebut bisa dikatakan heritage.  

Terkait dengan produk kriya Jabar di Kerabat Store, al-Thaqafi, mengaku dirinya tertarik dengan kerajinan-kerajinan tersebut yang sangat mencerminkan identitas budaya Jabar itu sendiri.  

"Saya sangat bahagia dan senang dengan berbagai macam produk (kerajinan) yang dimiliki Jawa Barat ini yang menunjukan betapa Jawa Barat sangat kaya akan peradaban, budaya, tradisi dan hasil-hasil produknya," kata al-Thaqafi.  

Al-Thaqafi menilai, produk Jawa Barat ini sangat luar biasa ragamnya. Bahkan, yang menarik Jawa Barat ini juga memiliki produk-produk (berbahan baku) kayu dan kerajinan-kerajinan tangan tersebut tentu sangat diminati di Arab Saudi dan negara lain di dunia. N Arie Lukihardianti

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement