REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Manager PLN UP3 Situbondo Moch. Abdul Basyid Nurul Fauzi menegaskan, banjir bandang yang melanda dua desa di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso tidak begitu berpengaruh terhaadap aliran listik di wilayah terdampak. Fauzi mengakui, memang sempat dilakukan pemadaman, namun tidak berlangsung lama.

"Kemarin itu jam 15.18 WIB dilakukan pengamanan listrik di lokasi terdampak dikarenakan arus mulai deras. Itu sekitar 15 gardu dengan jumlah pelanggan kurang lebih 525 pelanggan. Tapi jam 18.15 WIB jaringan dinormalkan kembali karena kondisi mulai kondusif," ujar Fauzi dikonfirmasi Kamis (30/1).

Fauzi mengungkapkan, untuk kondisi saat ini, ada sekitar 25 pelanggan yang padam karena kondisi rumah rusak dan kWh meter terendam lumpur. Belum lagi sambungan rumah (SR) atau alat pembatas dan pengukur (APP)juga hanyut terseret air. Namun, Fauzi memastikan akan segera memulihkan listri di 25 rumah tersebut.

"Target waktu penormalan maksimal 24 jam. Jika kondisi rumah dan instalasi sudah aman akan segera dinormalkan oleh petugas. Saat ini masih proses pengamanan," ujar Fauzi.

Berdasarkan data BPBD Jatim, banjir bandang tersebut melanda dua desa, yakni Desa Sempol dan Desa Kalisat, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Warga terdampak pada Desa Kalisat sekitar 2.028 jiwa, dan di Desa Sempol sekitar 1.996 jiwa. Dimana rumah warga dibanjiri lumpur, meskipu  tidak ada korban jiwa dalam banjir bandang tersebut.

Banjir bandang disebut-sebut karena hujan deras terjadi di kawasan pegunungan di Kabupaten Bondowoso, dimana kawasan hutan tersebut saat musim kemarau banyak dilanda kebakaran hutan. Sehingga, saat hujan deras menimbulkan banjir bandang yang menerjang Desa Sempol dan Desa Kalisat Kecamatan Ijen, Bondowoso.

Ikuti Whatsapp Channel Republika