REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenang masa kecilnya ketika membagikan bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) tahap pertama di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1). Presiden menilai masa kecilnya serba terbatas.
Jokowi mengenang tempat tinggal masa kecilnya yang berada di pinggir sungai kawasan kumuh. Ia dan tiga saudaranya pun harus berbagi seluruh menu makanan sehari-hari, termasuk telur yang disediakan ibunya.
"Saya dulu, rumah saya di pinggir sungai di kawasan yang kumuh, kalau punya telur satu anaknya empat, saya dari kecil, satu telur dibagi empat," kata Jokowi di hadapan penerima bantuan sosial.
Berkaca dari pengalaman masa kecilnya itu, Jokowi meminta penerima bansos PKH untuk memanfaatkannya dengan baik. Ia menekankan pemenuhan gizi anak harus dipenuhi agar tak ada lagi penderita stunting.
"Kalau tidak bisa memberi telur, nanti di PKH ikan bisa, daging bisa, sayur bisa, buah. Itu jadi gizi yang baik bagi anak-anak kita," kata Jokowi.
Dalam pembagian PKH perdana ini, pemerintah menyalurkan bansos senilai Rp 7 triliun. Angka ini merupakan 24 persen dari seluruh alokasi PKH tahun 2020 sebesar Rp 29,3 triliun.
Ada beberapa kenaikan indeks komponen dalam PKH tahun ini. Kementerian Sosial menaikkan indeks untuk kategori ibu hamil dan anak usia dini dari Rp 2,4 juta per keluarga per tahun menjadi Rp 3 juta per keluarga per tahun.
Sementara itu, indeks bantuan sosial untuk komponen lain tak mengalami perubahan. Untuk pendidikan anak SD dan sederajat mendapat bantuan sebesar Rp 900 ribu per tahun, komponen pendidikan anak SMP dan sederajat Rp 1,5 juta per tahun, serta indeks komponen pendidikan anak SMA dan sederajat Rp 2 juta per tahun.
Indeks komponen penyandang disabilitas berat Rp 2,4 juta per tahun dan indeks komponen lanjut usia 70 tahun ke atas senilai Rp 2,4 juta per tahun.