Rabu 29 Jan 2020 07:00 WIB

Polisi Buru Pelaku Penyebar Hoaks di Tasikmalaya

Penyebaran hoaks terkait siswi SMP yang ditemukan meninggal dunia pada Senin (27/1).

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Hoaks (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Hoaks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polres Tasikmalaya Kota menyatakan akan menindak pelaku penyebaran hoaks terkait siswi SMP yang ditemukan meninggal dunia pada Senin (27/1). Informasi palsu yang beredar di masyarakat Tasikmalaya itu dianggap sudah meresahkan dan membuat banyak orang takut.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto mengatakan, dalam informasi yang beredar di media sosial itu, dituliskan bahwa organ dalam korban hilang ketika jenazah ditemukan. Korban disebut sebagai korban penculikan dan pemerkosaan, yang akhirnya dibunuh dan organ dalamnya dijual.

Baca Juga

"Informasi di media sosial itu tidak benar. Korban saat ditemukan dalam keadaan utuh dan semua organ lengkap. Tidak benar korban dimutilasi atau diambil organ tubuhnya," kata dia, Selasa (28/1).

Ia menegaskan, polisi akan mencari pelaku penyebaran hoaks tersebut. Sebab, informasi itu sangat menyesatkan dan membuat resah masyarakat. Bahkan, ada pelajar yang menjadi takut ke sekolah gara-gara isu itu.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, pada Senin malam, datang dua orang kerabat korban ke instalasi pemularasaan jenazah RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya. Satu perempuan yang datang itu tiba-tiba menangis histeris ketika sampai di RSUD lantaran membaca kabar bahwa organ dalam korban telah hilang. Ia mendapatkan kabar itu dari media sosial. Namun, setelah dijelaskan petugas bahwa organ dalam korban masih utuh, ia pun perlahan tenang.

Anom mengatakan, saat ini polisi masih melakukan penyidikan untuk mengetahui penyebab meninggalnya korban berinsial DS (13 tahun) itu. Jenazah korban sudah diautopsi, tetapi untuk mendapatkan hasilnya diperlukan waktu sekira 14 hari kerja. Sementara menunggu hasil autopsi, polisi juga akan melakukan penyidikan lanjutan dari keterangan saksi dan informasi yang ditemukan di lapangan.

"Sekarang kira fokus pada kasus utamanya, yaitu menemukan penyebab meniggalnya DS," kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengingatkan, agar keluarga korban tidak mudah terprovokasi informasi yang beredar di media sosial, apalagi yang sumbernya tidak jelas. Ia meminta warga sepenuhnya menyerahkan penanganan kasus itu kepada pihak kepolisian.

"Itu semua (organ tubuh korban hilang) tidak benar. Sesuai informasi dari polisi dan wartawan yang melihat langsung jenazah almarhumah, tidak ada yang hilang. Kondisi tubuh korban masih utuh," kata dia.

Sebelumnya, penemuan mayat di gorong-gorong depan SMPN 6 Tasikmalaya, mengegerkan warga Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, pada Senin (27/1) sore. Ratusan warga berkumpul di sekitar lokasi penemuan untuk melihat mayat perempuan itu. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui korban merupakan salah satu siswi SMPN 6 Tasikmalaya, yang berinisial DS.

DS dilaporkan tak pulang ke rumahnya di Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, sejak Kamis (23/1). Pihak keluarga sempat membuat laporan kehilangan orang ke Polsek Mangkubumi. Akhirnya, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di gorong-gorong depan sekolahnya pada Senin sore.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement