REPUBLIKA.CO.ID, oleh Puti Almas, Antara
Pesawat pertama yang membawa warga negara Prancis dari Wuhan, kota di China, tempat virus corona jenis baru merebak, kemungkinan akan tiba di Paris pada Kamis (30/1). Demikian tutur menteri muda perhubungan Jean-Baptiste Djebarri.
"Akan ada penerbangan pemulangan pertama yang akan meninggalkan Paris besok dan sangat mungkin kembali lagi pada Kamis dengan penumpang.... yang tak punya gejala (terinfeksi virus corona)," kata Djebarii pada saluran televisi Prancis CNews.
"Para penumpang ini akan dikarantina. Kemudian ada penerbangan kedua, tanggalnya belum dipastikan, dengan penumpang yang memperlihatkan gejala-gejala, mungkin pembawa virus, yang akan dirawat di Paris," katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (28/1).
Prancis menjadi negara kesekian yang siap memulangkan warganya dengan mengirim pesawat. Korea Selatan juga berencana mengirim pesawat carteran ke China pada Kamis dan Jumat untuk membawa pulang 700 orang Korea dari Wuhan.
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Lee Tae-ho, mengatakan tanggal penerbangan bergantung kepada hasil konsultasi dengan pemerintah China. Penerbangan tersebut juga akan membawa dua juta masker dan peralatan yang dibutuhkan China dalam kaitannya dengan karantina penderita corona.
Dikutipnya dari AP, Konsulat Korea Selatan sudah menginformasikan bahwa mereka yang dibawa untuk diterbangkan ke Korea nantinya akan diisolasi dulu selama dua pekan. Masa tersebut menurut pakar adalah waktu maksimal inkubasi virus corona.
Selain Prancis dan Korea Selatan, negara lain yang akan menjemput warganya adalah Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Penerbangan menggunakan pesawat sewaan menuju AS dilaporkan telah dijadwalkan untuk berangkat dari Wuhan pada Selasa (28/1).
Terdapat staf konsuler dan sejumlah warga Amerika yang akan diterbangkan kembali ke Negeri Paman Sam menyusul situasi wabah yang semakin mencekam di kota tersebut.
Meski demikian, Departemen Luar Negeri AS mengatakan rencana itu ditunda hingga Rabu (29/1) besok, tanpa alasan yang jelas. Sementara, Jepang yang memiliki rencana memulangkan warganya pekan ini juga.
Beberapa negara lain juga sedang berusaha membawa warga mereka yang berada di kota-kota yang terisolasi karena wabah virus corona baru di China. Jerman baru-baru ini juga mengumumkan sedang mempertimbangkan langkah tersebut.
Virus corona baru pertama kali muncul di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei yang terletak di wilayah tengah China. Sejak Desember 2019, ratusan orang yang terinfeksi dilaporkan mengalami pneumonia.
Berdasarkan sampel virus yang diambil dari pasien dan dianalisis di laboratorium, pejabat Cjina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa infeksi paru-paru yang muncul pertama kali di Wuhan berasal dari virus corona, yang merupakan keluarga besar virus, namu selama ini diketahui hanya enam diantaranya yang dapat menginfeksi manusia. Sebelumnya, SARS atau sindrom pernapasan akut parah yang disebabkan oleh coronavirus menewaskan 774 dari 8.098 orang yang terinfeksi wabah yang pertama kali menyebar di Negeri Tirai Bambu pada 2002.
Jumlah kematian akibat virus corona baru dilaporkan melonjak menjadi 106. Jumlah penderita infeksi yang diperkirakan saat ini mencapai lebih dari 4.500.
Untuk mengendalikan virus, Pemerintah China telah mengisolasi Wuhan dan kota-kota lainnya di Provinsi Hubei dan mengakibatkan lebih dari 50 juta orang terisolasi, termasuk ribuan orang asing yang sedang datang ke sana untuk berbagai keperluan, salah satunya merayakan libur Tahun baru Imlek.
Laporan mengatakan sebagian besar pasien yang terinfeksi pada awalnya didiagnosis terpapar virus dari pasar makanan laut Huanan di Wuhan. Di pasar itu, selain menjual berbagai jenis makanan laut, terdapat juga hewan-hewan liar yang diperdagangkan dan diyakini sebagai sumber infeksi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan berdasarkan hasil analisis genetik menunjukkan bahwa virus corona baru berasal dari kelelawar buah, yang mirip dengan SARS. Meski demikian, ada beberapa perbedaan dari virus corona baru di Wuhan dengan SARS.
Menurut kepala komisi kesehatan China, Ma Xiaowei dalam sebuah pernyataan, virus ini dapat menular selama 14 hari, sebelum akhirnya menunjukkan tanda-tanda infeksi. Virus ini dapat ditularkan di antara orang-orang, meskipun para ilmuwan belum menentukan seberapa menularnya dan bagaimana penyebarannya.
Dalam upaya untuk menghentikan sejumlah besar orang yang melakukan kontak dekat satu sama lain, pihak berwenang China telah memberlakukan pembatasan transportasi yang ketat di bagian lain negara itu. Libur nasional Tahun Baru Imlek juga diperpanjang hingga 2 Februari mendatang, tiga hari lebih lama dari jadwal semula pada 30 Januari ini.
Kementerian pendidikan China pada Selasa (28/1) juga mengumumkan mulainya semester musim semi untuk sekolah dan universitas nasional akan ditunda. Tidak ada tanggal pembukaan kembali yang diinformasikan terkait penundaan ini.
Dilansir Gulf Today, hanya terdapat sedikit tanda bahwa pergerakan virus melambat. Kasus infeksi virus corona baru pada Senin (27/1) juga pertama kali dikonfirmasi di Jerman, Kanada, dan Srilanka. Kekhawatiran atas isolasi yang dilakukan Pemerintah China di sejumlah kota dan daerah negara itu meningkat, mengingat sebelum penutupan dilakukan setidaknya lima juta orang dari Wuhan untuk melakukan perjalanan ke banyak tempat merayakan liburan Tahun Baru Imlek.
Malaysia menjadi negara yang juga telah melarang kedatangan warga dari Provinsi Hubei. Kemudian Mongolia menutup perbatasan darat dengan China dan membatalkan pembukaan kelas di sekolah dan universitas hingga 2 Maret mendatang, serta menunda diadakannya pertemuan publik besar-besaran sebagai langkah antisipasi.
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Di Indonesia, Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat menjaga imunitas atau sistem daya tahan tubuh agar tetap baik untuk mencegah infeksi virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov) yang sedang mewabah di berbagai negara. "Ini termasuk 'self limited desease' artinya bisa sembuh sendiri, karena itu nomor satu jaga imunitas tubuh itu yang paling penting," kata Menkes Terawan.
Menkes menyebut virus corona yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan tersebut dapat dilawan oleh sistem daya tahan tubuh yang baik sebelum menginfeksi. "Imunitas kita jadi daya tangkal," ujarnya.
Terawan menyampaikan beberapa hal yang bisa menurunkan daya tahan tubuh seperti stres, kelelahan hebat, kurang istirahat, asupan gizi yang kurang, dan jarang bergerak.
Menkes mencontohkan sebanyak 234 WNI yang berada di Provinsi Hubei termasuk 100 orang yang berada di Kota Wuhan bisa tidak terjangkit virus corona karena memiliki daya tahan tubuh yang terjaga. Oleh karena itu Terawan menekankan pentingnya menjaga komunikasi dengan WNI yang berada di China dan memberikan dukungan penuh untuk menghindari stres.
Menkes Terawan menyatakan sampai saat ini tidak ada kasus positif virus corona di Indonesia. "Sampai detik ini belum ada yang positif tapi kita berdoa jangan sampai ada yang positif. Kita akan jujur informasikan dari pemeriksaan yang ada," lanjut dia.
Terawan menerangkan saat ini Kementerian Kesehatan bersama kementerian-lembaga terkait lainnya telah meningkatkan kesiagaan di 135 pintu masuk negara baik itu bandara, pelabuhan, dan juga pos lintas batas negara. "135 pintu masuk negara kita dijaga 24 jam dan dilaporkan setiap saat ke Kemenkes dan kementerian-lembaga terkait," kata dia.