REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Satu orang balita berinisial WX berusia 1,5 tahun asal Provinsi Hainan, China yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) karena dicurigai terpapar virus corona dinyatakan negatif dari penyakit mematikan itu.
Direktur RSUD Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri, mengungkapkan balita berjenis kelamin perempuan ini masuk ke RSUD NTB pada 27 Januari 2020 pukul 13.30 Wita. Ia diantar kedua orang tuanya karena putrinya mengeluhkan demam, batuk-batuk, dan radang tenggorokan pada 26 Januari 2020.
"Dari keterangan orang tuanya pasien mengeluhkan panas, tidak mau makan dan keluhkan sakit tenggorokan," ujarnya saat konferensi pers bersama Sekda NTB HL Gita Ariadi, Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi, Dirut RSUD Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Gde Putu Aryadi menyikapi persoalan virus corona, Selasa (28/1).
Ia mengemukakan, atas keluhan tersebut tim dokter rumah sakit kemudian melakukan penanganan. Setelah dilakukan penanganan, pasien diputuskan untuk dirawat di ruang isolasi. Pasien sendiri berasal dari negara yang dikonfirmasi terjangkit virus corona.
"Sesuai dengan aturan, karena datang dari China itu kita lakukan penelusuran," ujarnya.
Menurut Hamzi Fikri, pasien WX datang ke Lombok untuk berlibur bersama kedua orang tuanya. WX dan kedua orang tuanya tiba di Indonesia pada 21 Januari 2020 melalui Bali setelah menempuh penerbangan dari Kumming, China menuju Kuala Lumpur, Malaysia.
Dari Malaysia, wisatawan asal China ini melanjutkan perjalanan ke Bali. Disana mereka melanjutkan perjalanan ke Lombok menggunakan Fastboat dari Benoa, Bali menuju kawasan wisata pantai Senggigi, Lombok Barat.
Selama di Lombok, WX bersama kedua orang tuanya menginap di salah satu hotel di kawasan wisata Senggigi. "Pasien mengeluhkan panas pada 26 Januari 2020 dan tidak mau makan. Kemudian, sesuai prosedur, penanganan pasien akhirnya diputuskan untuk dirawat di ruang isolasi. Itu setelah dengan berbagai pertimbangan dokter," ujarnya.
Dokter spesialis anak dan konsultan respilogi anak yang juga menangani pasien WX, Sang Ayu Indriani mengungkapkan saat pertama kali ditangani, suhu balita tersebut mencapai 38 derajat celcius. Selain demam, pasien juga menderita batuk-batuk dan radang tenggorokan serta malas makan. "Karena mirip gejala gejala seperti corona, kami melakukan penelusuran dengan cek darah dan foto dada, hasilnya tim dokter menemukan radang paru ringan," ujarnya.
Bahkan, hingga Selasa ini dari hasil pemeriksaan sementara tidak mengarah ke corona tapi bakteri. "Tapi ini sudah masuk pengawasan kita. Apa hasilnya akan dikirim ke Kemenkes. Kalaupun hasil lab soal darah lebih mengarah ke bakteri," katanya.