Selasa 28 Jan 2020 02:25 WIB

Pengamat: Indonesia Perlu Crisis Center Antisipasi Corona

Crisis center menjadi informasi 'satu pintu' mencegah keresahan corona di masyarakat.

Pengamat pertahanan, Ridlwan Habib menyarankan agar Pemerintah Indonesia membuat pusat penanganan krisis (Crisis Center) untuk mengantisipasi Virus Corona masuk menyebar ke Indonesia. Crisis center ini juga untuk mengatasi keresahan masyarakat (Foto: antisipasi corona di RS)
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Pengamat pertahanan, Ridlwan Habib menyarankan agar Pemerintah Indonesia membuat pusat penanganan krisis (Crisis Center) untuk mengantisipasi Virus Corona masuk menyebar ke Indonesia. Crisis center ini juga untuk mengatasi keresahan masyarakat (Foto: antisipasi corona di RS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pertahanan, Ridlwan Habib menyarankan agar Pemerintah Indonesia membuat pusat penanganan krisis (Crisis Center) untuk mengantisipasi Virus Corona masuk menyebar ke Indonesia. Crisis center ini juga untuk mengatasi keresahan masyarakat.

"Perlu dibuat semacam Crisis Centre yang dipimpin pejabat negara, sehingga informasi satu pintu dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Ridlwan, di Jakarta, Senin (27/1).

Baca Juga

Menurut Ridlwan, Virus Corona Wuhan dideteksi sudah menyebar ke sejumlah negara. Sementara ratusan penerbangan saat ini masih keluar masuk Indonesia.

"Ini sangat mencemaskan, karena dari gejala yang ditemukan, korban terkena virus baru akan ketahuan seminggu lagi dari sekarang," kata dia.

Selain "crisis center", presiden juga perlu membuat semacam satuan tugas atau "Task Force" khusus menghadapi Virus Corona Wuhan tersebut. Anggotanya bisa berasal dari kementerian terkait dan para ahli di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kemudian, pemerintah juga bisa menyiagakan Kompi Nuklir Biologi dan Kimia (Nubika) TNI AD di bandara-bandara strategis dan objek vital nasional.

"Kalau kita lengah, pada minggu pertama awal Februari 'outbreak' virus bisa terjadi, sehingga harus dicegah semaksimal mungkin," ujar Ridlwan.

Lewat "crisis center", satuan tugas dan bersiaga di pintu keluar masuk Indonesia, kata dia, menjadi langkah penting untuk memastikan agar Indonesia bisa menutup akses virus ke Indonesia, dan juga membuat masyarakat merasa lebih tenang dalam menyikapi wabah Corona tersebut.

"Deteksi dini tidak bisa hanya dengan pemeriksaan suhu tubuh, perlu cek kesehatan terhadap semua penumpang penerbangan dari China yang masuk ke semua bandara di Indonesia, pemeriksaan kesehatan menyeluruh penting untuk memastikan tidak ada carrier atau orang terinfeksi yang masuk ke Indonesia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement