Senin 27 Jan 2020 22:20 WIB

Hujan Deras Sebabkan Rumah Roboh di Pelosok Sukabumi

Kejadian rumah roboh tersebut menyebabkan kerugian materiil 25 juta rupiah.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agung Sasongko
Rumah Roboh ilustrasi.
Foto: Antara/Fauzan
Rumah Roboh ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana rumah roboh akibat tingginya curah hujan melanda Desa Karang Anyar, Kecamatam Jampangkulon Kabupaten Sukabumi, Senin (27/1) sore. Kejadian ini menyebabkan kerugian materiil hingga Rp 25 juta.

Data dari Polres Sukabumi menyebutkan, bencana tersebut terjadi di Kampung Nguluwung RT 15 RW 01 Desa Karang Anyar, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi. '' Telah terjadi bencana rumah roboh akibat derasnya air hujan dengan berukuran bangunan rumah semi permanen berukuran 6 x 7 meter,'' ujar Kasubag Humas Polres Sukabumi, Ipda Aah Saepul Rohman, Senin.

Baca Juga

Kejadian tersebut terjadi sekira pukul 16.55 WIB. Rumah roboh itu milik Tedi (50 tahun). Berdasarkan keterangan warga, peristiwa berawal ketika sekitar pukul 15.00 WIB di daerah Karang Anyar, Kecamatan Jampangkulon telah turun hujan dan pada sekitar pkl 16.50 WIB terdengar ada suara bangunan yang roboh.

Setelah di cek ke keluar rumah ternyata rumah bangunan milik warga bernama Tedi yang bangunan atasnya roboh berjatuhan karena hujan deras. Akibat bencana tersebut warga mengalami kerugian Rp 25 juta dan tidak ada warga yang menjadi korban

Tindakan yang sudah dilakukan menghadapi bencana ini kata Aah, yakni berkoordinasi dengan unsur kecamatan dan Satpol PP unsur kelurahan/desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi. Selain itu mendatangi lokasi kejadian bersama Babinkamtibmas dan Bhabinsa untuk membantu membereskan puing-puing robohnya bangunan rumah yang rusak.

Di sisi lain, Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna menambahkan, pada musim hujan ini warga di daerah rawan bencana harus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Hal ini untuk menekan munculnya korban jiwa maupun kerugian materiil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement