Senin 27 Jan 2020 21:26 WIB

Rumah Yatim Salurkan Makanan Untuk Warga Terisolasi Banjir

Bantuan didistribusikan dengan menggunakan perahu dayung.

Relawan Rumah Yatim menyalurkan bantuan makanan siap saji ke sejumlah korban banjir yang terisolasi di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (27/1).
Foto: Istimewa
Relawan Rumah Yatim menyalurkan bantuan makanan siap saji ke sejumlah korban banjir yang terisolasi di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Keluh sejumlah korban banjir di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, sedikit terobati dengan hadirnya bantuan makanan siap saji dari Rumah Yatim, Senin (27/1). Relawan Rumah Yatim sengaja mengantarkan bantuan makanan ke rumah-rumah warga yang terisolasi banjir.

Bantuan dari Rumah Yatim Area Jawa Barat itu diangkut ke rumah warga dengan menggunakan perahu dayung. Bantuan yang diantarkan ke rumah warga korban banjir merupakan makanan siap saji. Menurut Relawan Rumah Yatim Area Jabar Solehudin, bantuan makanan siap saji menjadi kebutuhan yang ditunggu-tunggu warga.

photo
Bantuan Rumah Yatim

‘’Kami sampaikan amanah para donatur untuk para korban,’’ ujarnya. Solehudin berharap, bencana banjir ini bisa cepat berlalu dan air lekas surut. Hingga hari ke lima banjir ini, sebagian besar warga masih bertahan di rumahnya.

Warga korban banjir harus menggunakan perahu dayung untuk bepergian. Solehudin menjelaskan, bantuan sengaja diprioritaskan untuk warga yang terisolasi. Dia mengungkapkan, banyak warga yang kesulitan mendapatkan makanan karena daerahnya terisolasi rendaman air.  

Keterbatasan makanan dirasakan oleh keluarga Dede dan Abdul Halim, yang merupakan korban banjir. Saat ini, keluarganya memilih bertahan di rumahnya, di Kampung Ciputat RT 06 RW 06, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Sebab, hingga Senin (27/1) petang, ketinggian air masig mencapai satu meter. Menurut Dede, ketinggian air pada awal banjir Kamis (23/1) mencapai dua meter. Genangan air itu berasal dari luapan dari Sungai Cisangkuy dan Sungai Citarum.

‘’Lima hari saya bertahan disini tidak bisa kemana mana, makan pun seadanya,’’ tutur Dede. Dirinya menyampaikan terima kasih kepada Rumah Yatim yang bersedia mengantarkan makanan hingga daerah-daerah terisolasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement