Selasa 28 Jan 2020 06:01 WIB

Sultan Minta Warga Yogya Tunda Perjalanan ke China

Penundaan perjalanan ke China untuk menghindari tertular virus corona.

Red: Nur Aini
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Foto: Republika/ Wihdan
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengimbau warganya tidak melakukan perjalanan ke China untuk sementara waktu guna menghindari kemungkinan tertular virus corona.

"Untuk sementara ini jangan berkunjung ke China dulu," kata Sultan di kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Senin (27/1).

Baca Juga

Sultan juga memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan yang menyebutkan adanya warga Yogyakarta yang berkunjung maupun tinggal di Kota Wuhan, China. "Tidak ada. Tidak ada yang pergi ke sana," kata dia.

Meski demikian, Raja Keraton Yogyakarta ini masih membuka akses masuk wisatawan asal China datang ke Yogyakarta. Alasannya, pemerintah pusat tidak memberlakukan larangan wisatawan asal Negeri Panda itu datang ke Indonesia. "Kan pemerintah (pusat) tidak ada larangan," kata dia.

"Hanya (WNI) dilarang berkunjung ke Wuhan. Yang di dalam (Wuhan) saja kan tidak boleh keluar, tapi dalam pengertian turis dari Indonesia pun tidak bepergian ke China, kan tidak ada larangan," kata Sultan menambahkan.

Sementara itu, ia mengaku tidak tahu persis jumlah warga asal China yang kini tengah berada di Yogyakarta, sehingga penyisiran terhadap mereka yang kemungkinan sedang belajar maupun berwisata di Kota Gudeg itu sulit dilakukan.

"Masalahnya jumlah mereka, kita tidak tahu persis. Kalau mereka (warga asal China) tidak berkunjung ke sana (Kota Wuhan) biar pun dia turis China kan tidak ada masalah," kata dia.

Untuk mencegah virus corona tipe baru masuk ke Yogyakarta, menurut dia, dapat dilakukan melalui alat deteksi suhu tubuh (body thermal scanner) di bandara. Dinas Kesehatan DIY juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi.

"Itu bisanya, ya, di lapangan terbang untuk melihat dengan alat, ada kenaikan suhu tidak di tubuh seseorang lebih dari 37 derajat Celsius," kata dia.

Sebelumnya, General Manager GM PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan telah menyediakan alat body thermal scanner (pemindai panas tubuh), khususnya di pintu kedatangan internasional Bandara Adisutjipto guna mencegah penyebaran virus corona.

"Di terminal kedatangan internasional telah tersedia alat body thermal scanner, apabila penumpang menunjukkan indikasi suhu tubuh tinggi akan kami karantina. Kalau berpotensi menularkan penyakit atau wabah menular akan kami rujuk ke RSUP Dr Sardjito," kata Agus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement