Jumat 19 Apr 2024 20:34 WIB

Sultan Ingatkan Pemkot Yogya Jaga Sumbu Filosofis 

Sumbu Filosofis sendiri sudah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA — Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk menjaga kawasan Sumbu Filosofis. Hal ini disampaikan Sultan saat menghadiri syawalan di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (19/4/2024).  

Sumbu Filosofis sendiri sudah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2023 lalu, dan hampir seluruh kawasannya berada di Kota Yogyakarta.

Baca Juga

“Selain itu ada satu hal penting lainnya yaitu diterima Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Dari aspek fisiknya itu, penempatan Kota Yogya menjadi sesuatu yang sangat penting karena obyek yang dilindungi sebagian besar berada di sini, dan hanya sebagian kecil di Bantul,” kata Sultan. 

Dikatakan Sultan, Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana menorehkan sejarah di kancah dunia. Lantaran, selama ini keputusan terkait warisan budaya dunia oleh UNESCO selalu berkaitan dengan aspek fisik, seperti bangunan kuno yang mampu dilestarikan. 

"Sedangkan Filosofis Hamemayu Hayuning Bawana yang tersirat dalam Sumbu Filosofis merupakan keputusan aspek non fisik yang pertama kalinya di dunia," ucap Sultan.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menyebut bahwa pihaknya siap menjaga kawasan Sumbu Filosofis. "Kami akan jaga betul, tidak hanya dari aspek fisiknya tetapi juga nilainya," kata Singgih.

Menurut Singgih, pihaknya juga tengah menyelesaikan berbagai regulasi yang akan dijadikan pedoman dalam pelestarian Sumbu Filosofis. Terutama menyangkut cara pelestarian, kewenangan pemerintah, dan pelaku usaha di kawasan tersebut, serta masyarakat secara luas. 

"Termasuk juga didalamnya terkait pembentukan organisasi atau lembaga untuk memperlancar pelestarian," ucap Singgih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement