REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan relawan boleh membangun hunian sementara atau huntara di lokasi aman dari ancaman bencana banjir dan longsor.
"Kamimengapresiasi adanya relawan yang membantu warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor itu," kata Kaprawi di Lebak, Senin (27/1).
BPBD Lebak menerima banyak relawan yang siap membangun huntara untuk menampung warga korban banjir bandang dan longsor agar mereka hidup layak di tempat hunian itu.
Niat baik relawan itu, kata dia, BPBD Lebak mempersilahkan relawan membangun huntara tersebut.
Namun, pembangunan huntara itu jangan sampai dibangun di lokasi zona merah dan bisa menimbulkan permasalahan bagi pemerintah daerah. "Kami membolehkan relawan itu membangun huntara di lokasi yang aman dari ancaman bencana alam," katanya menjelaskan.
Menurut dia, kehadiran relawan tentu sangat meringankan beban penderitaan masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor. Mereka para relawan itu ada di antaranya mendistribusikan bantuan logistik juga ada yang siap membangun huntara.
Para relawan itu sangat mulya untuk membantu sesama umat manusia yang terkena musibah bencana alam agar tidak menimbulkan penderitaan panjang, ujarnya.
Bahkan, banyak relawan dari berbagai daerah datang ke Kabupaten Lebak untuk membantu warga korban banjir bandang dan longsor. "Kami berharap bantuan relawan itu dapat meringankan beban warga yang terdampak bencana itu," katanya menegaskan.
Sementara itu, Krisnawati, seorang relawan dari Jakarta mengatakan pihaknya siap membantu masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak.
Bahkan, dirinya telah meresmikan pembangunan huntara sebanyak 20 unit dilengkapi penerangan listrik, toilet, air dan tempat ibadah di Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira.
Dimana warga di desa tersebut sebanyak 88 unit rumah hanyut diterjang banjir bandang hingga mereka tinggal di pengungsian, katanya.
Pembangunan huntara itu agar ditempati warga korban bencana banjir sebelum menunggu penetapan selanjutnya oleh pemerintah setempat.
"Kami siap kembali membangun hunian, jika ada pemilik lahan yang mengikhlaskan lahannya untuk dijadikan lokasi huntara. Kami membangun huntara itu dengan menggunakan dana sendiri dan tidak seberapa dibandingkan warga yang terkena bencana alam itu," katanya