Senin 27 Jan 2020 14:59 WIB

Dirut Hasan Sadikin: Isu Pasien Positif Corona adalah Hoaks

Masyarakat diimbau tak perlu gelisah dan resah soal isu pasisen positif Corona.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Jajaran manajemen Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) memberikan keterangan terkait dua orang pasien yang diduga terjangkit virus corona, Senin (27/1).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Jajaran manajemen Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) memberikan keterangan terkait dua orang pasien yang diduga terjangkit virus corona, Senin (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) tengah melakukan observasi terhadap dua pasien laki-laki asal China dan Kota Bandung yang diduga terpapar oleh virus Corona.

Saat ini, pasien asal China berinisial HG (35) didiagnosa terkena infeksi saluran pernapasan akut bagian atas sedangkan pasien asal Bandung berinisial HA (24) didiagnosa terkena infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah.

Baca Juga

Direktur Utama RSHS Jawa Barat, Nina Susana Dewi meminta masyarakat agar tidak resah dan gelisah terhadap dugaan dua pasien yang terpapar virus Corona. Ia pun menegaskan jika informasi diluar yang menyebutkan adanya pasien positif terkena virus korona adalah hoak.

"Masyarakat tidak gelisah dan resah. Berita (soal positif korona) itu hoaks," ujarnya saat konferensi pers di RSHS Bandung, Senin (27/1).

Ketua Tim Infeksi Khusus, dr Yovita Hartantri mengatakan pasien asal China pada 12 Januari pergi ke Xinhua yang merupakan salah satu wilayah terpapar virus Corona, jaraknya sekitar 1300 Km dari wilayah Wuhan.

Ia kembali ke Indonesia pada Sabtu (25/1). Kemudian HG dibawa ke Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan dan dirujuk ke RSHS, Ahad (26/1) karena mengalami sakit.

"Kondisi pasien dikirim dari (RS) Cahya Kawalutaan tertulis dalam surat rujukan pasien demam. Namun setelah di RSHS sudah tidak demam. Kondisi pasien baik dan stabil hanya ditemukan di daerah tenggorokan peradangan," ujarnya saat jumpa pers di RSHS, Senin (27/1).

Ia mengungkapkan, pihaknya melakukan observasi dan menduga jika pasien mengalami infeksi saluran pernapasan atas akut. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel dari bagian tenggorokan dan hidung. Saat ini pasien berada di ruang isolasi khusus.

Menurutnya, pasien kedua berinisial HA (24) sempat berobat ke Singapura pada 19 Januari dan kembali ke Indonesia pada 22 Januari. Ia mengatakan, pasien sempat dirawat dibeberapa rumah sakit dan yang terakhir di Rumah Sakit Borromeus dan dirujuk ke RSHS dengan diagnosa epilepsi dan infeksi saluran pernapasan bawah akut.

"Riwayat (pasien) kejang, batuk dan panas badam namun dilakukan pemeriksaan darah ada infeksi. Pada 26 kemarin ternyata pasien mengalami perburukan, ada sesak nafas hebat sehingga membutuhkan alat bantu nafas," katanya.

Dokter Yovita mengatakan pasien kemudian dialihkan ke ruang isolasi khusus untuk dilakukan observasi penyebab infeksi saluran pernapasan bagian bawah. Ia menuturkan, pasien diambil sampel untuk dibawa ke Litbang Kemenkes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement