REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk mengadopsi perkembangan teknologi pertahanan dunia ke dalam industri pertahanan nasional. Hal ini disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas di hanggar produksi kapal selam milik PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1).
Presiden meminta produsen alat utama sistem persenjataan dan alat pertahanan, seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia untuk bisa berkolaborasi dengan BUMN lain dan produsen luar negeri. Jokowi menekankan agar industri pertahanan nasional up to date dengan perkembangan dunia dan memiliki target pasar yang menguntungkan.
"Saya minta pengembangan alutsista kita mampu menyerap dan adopsi pengembangan militer terkini yang serba digital. Harus mampu mengatasi lompatan teknologi militer dalam jangka waktu 20, 30, 50 tahun ke depan," kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga menekankan kepada jajarannya untuk memperluas pasar atas produk ketahanan yang diproduksi Indonesia. Ia mendorong agar BUMN cluster pertahanan seperti PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Pindad bisa berkolaborasi untuk menggandeng UKM atau pabrikan swasta. Ia pun tak menghalangi bila BUMN bekerja sama dengan perusahaan luar negeri.
"Kita harus fokus terhadap pembenahan ekosistem industri pertahanan. Reformasi supply chain dan pengembangan industri lokal untuk mengurangi ketergantungan kita pada barang-barang impor," jelas Presiden