REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rizky Jaramaya, Dadang Kurnia, Abdurrahman Rabbani, Antara
Upaya memerangi virus corona jenis baru terus berlanjut. Pemerintah China bahkan memperpanjang masa liburan Imlek hingga tiga hari lagi agar penduduk China memilih di rumah ketimbang berlibur keluar.
Upaya China itu dalam rangka menahan penyebaran virus yang kini sudah menewaskan 80 orang. Setidaknya sudah ditemukan 2.744 kasus corona yang terkonfirmasi pada Ahad tengah malam, menurut Komisi Kesehatan Nasional China.
Puluhan juta orang China yang mengunjungi kampung halamannya atau berkunjung ke area turis dijadwalkan akan kembali pulang ke rumahnya pekan ini. Imlek adalah pergerakan manusia terbanyak di dunia, sehingga kekhawatiran penyebaran virus melalui penumpang pesawat atau kereta muncul.
Perpanjangan masa liburan Imlek itu secara resmi akan ditunda dari harusnya Jumat depan, menjadi Ahad depan. Tujuannya, untuk secara efektif mengurangi jumlah berkumpulnya massa dan memblokir penyebaran epidemik, ujar seorang anggota Kabinet Pemerintahan China, dikutip dari Associated Press.
Sekolah juga akan ditunda masa dibukanya kembali setelah liburan Imlek, sampai ada pernyataan lebih lanjut. Ada 769 kasus corona baru dikonfirmasi Ahad dengan 30 ribu orang diidentifikasi mengalami kontak dengan penderita virus corona.
Pemerintah China sudah melaporkan temuan lima kasus di Hong Kong dan dua di Makau. Kasus lain ditemukan di Thailand, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Amerika, Vietnam, Singapura, Malaysia, Nepal, Prancis, Kanada and Australia. Amerika sudah mengonfirmasi kasus di Washington, Chicago, California Selatan dan Arizona.
Presiden Xi Jinping mengatakan wabah virus corona seperti situasi kematian. Dia mengatakan pemerintah telah mengupayakan peningkatan langkah untuk membatasi perjalanan dan pengumpulan massa.
Ia juga memastikan telah meminta percepatan kerja staf medis dan pasokan obat ke pusat krisis di Wuhan. Kota Wuhan saat ini masih ditutup, tidak ada penerbangan, kereta, atau bus yang bisa masuk atau keluar.
Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan, tidak ada kematian baru yang dikonfirmasi di luar Hubei, dan penghitungan nasional dari infeksi yang diverifikasi meningkat sebesar 769. Sekitar 461 dari mereka yang terinfeksi berada dalam kondisi serius.
Dilansir Aljazirah, China telah mengisolasi Hubei untuk mencegah penyebaran virus korona. Sementara itu, pembatasan perjalanan telah diberlakukan di sejumlah kota termasuk Beijing, Shanghai, Xian dan Tianjin. Mereka memberlakukan larangan keluar masuk bus jarak jauh.
Provinsi Guangdong selatan yang berpenduduk padat, Jiangxi di China tengah, dan tiga kota mewajibkan penduduk untuk mengenakan masker di tempat umum.
Menteri Kesehatan China, Ma Xiaowei, sudah mengatakan virus agaknya bisa menyebar lebih cepat. Pembatasan travel dan langkah ketat lainnya diharapkan China juga bisa cepat menekan virus.
China juga sedang menguji coba obat HIV (Human Immunodeficiency Virus) sebagai penyembuhan gejala virus corona baru yang cepat menular, demikian perusahaan farmasi AbbVie Inc. Otoritas kesehatan China meminta obat-obatan tersebut guna membantu upaya pemerintah menangani krisis wabah virus corona, menurut Adelle Infante, juru bicara AbbVie yang berbasis di Illinois, Chicago Utara.
Aluvia, yang juga dikenal sebagai Kaletra, merupakan kombinasi lopinavir dan ritonavir. Ini adalah jenis pengobatan oral yang diberikan kepada pasien penderita infeksi HIV.
Dalam panduan yang dirilis pada Kamis, pemerintah menyebutkan tidak ada obat anti-virus yang efektif namun pihaknya menyarankan agar mengkonsumsi dua pil lopinavir/ritonavir dan satu dosis interferon alfa dua kali sehari, dikutip dari Reuters.
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Penyebaran di Indonesia
Direktur Utama RSUD dr. Soetomo Joni Wahyuhadi menegaskan, hingga kini belum ada pasien terinfeksi virus corona yang masuk rumah sakit tersebut. Terkait kabar adanya pasien yang mengalami batuk pilek dan masuk ke RSUD dr. Soetomo, Joni menegaskan, setelah dilakukan pemeriksaan, pasien tersebut tidak memenuhi indikasi terserang virus corona.
"Setelah dievaluasi mulai dari kemarin sampai pagi ini, ternyata status pasien ini belum memenuhi untuk suspect (korona). Beliau ini masuk ke RSUD dr. Soetomo jalan sendiri," ujar Joni ditemui di RSUD dr. Soetomo, Surabaya, Senin (27/1).
Joni mengatakan, pasien yang berprofesi debagai guru bagasa Mandarin tersebut memang pernah pergi ke China, dan kembali ke Surabaya pada 5 Januari 2019. Namun sepulang dari China, kata Joni, yang bersangkutan tidak mengalami sakit apa. Sampai pada 26 Januari 2019, yang bersangkutan mengalami batuk, pilek.
"Jadi gejala-gejalanya belum memenuhi kriteria untuk persangkaan atau suspect dari corona virus. Yang bersangkutan diperkirakan bronkitis dan memang mempunyai riwayat itu," ujar Joni.
Namun, kata Joni, untuk kewaspadaan pasien tersebut dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Tujuannya adalah untuk meneliti dan melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah statusnya nanti bisa ke arah indikasi terserang virus corona atau tidak. Joni menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap pasien tersebut.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga melakukan koodinasi dengan pihak Bandara Soekarno-Hattasebagai upaya pencegahan virus corona.
"Wali kota sudah intruksikan kepada Dinkes Tangsel untuk mewaspadai virus corona, koordinasi dengan Bandara Soekarno-Hatta, cek di sana kalau ada penumpang yang terindikasi terkena virus corona," ujar Benyamin saat dihubungi, Senin (27/1).
Menurutnya, letak geografis Kota Tangsel yang berada di wilayah perbatasan membuatnya harus memberi perhatian lebih terhadap potensi penularan virus corona. "Jadi kami standby, siap, prepare saja, kita daerah perbatasan khawatir kalau itu terjadi," jelasnya.
Lebih lanjut, saat ini pihaknya melalui RSU Daerah Tangsel sedang melakukan bersiapan mengingat virus tersebut mudah sekali menular. Kamar isolasi nantinya dipersiapkan untuk masyarakat yang terjangkit virus dari Tiongkok tersebut.
"Itu sedang kita persiapan, itu harus ada ruang isolasi, itu harus disiapkan, virus itu kan mudah menyerang siapapun," ujarnya.
Di samping itu, Benyamin mengatakan untuk saat ini belum ada warganya yang terjangkit. Karena itu Pemkot Tangsel belum merasa perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke sejumlah kantor yang banyak warga negara China bekerja.
"Sampai saat ini belum ada laporan indikasi wabah corona di Tangsel, pengecekan belum perlu," jelasnya.
Infografis virus corona.