Senin 27 Jan 2020 08:40 WIB

Belasan Mahasiswa Jatim di Wuhan Aman dari Virus Korona

Ada 12 mahasiswa asal Jatim yang belajar di Wuhan, China.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
 Warga berbelanja dengan mengenakan masker di sebuah supermarket di kota Wuhan, Sabtu (25/1/2020).   Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan sebagai pusat penyebaran virus Corona yang telah menginfeksi sekitar ratusan warga Wuhan dan menewaskan puluhan lainnya.
Foto: Chinatopix via AP
Warga berbelanja dengan mengenakan masker di sebuah supermarket di kota Wuhan, Sabtu (25/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan sebagai pusat penyebaran virus Corona yang telah menginfeksi sekitar ratusan warga Wuhan dan menewaskan puluhan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan 12 mahasiswa asal Jawa Timur di Wuhan, China berada di lokasi aman, dan tidak terjangkit virus korona. Mahasiswa asal Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut, sedianya tengah mengambil beasiswa bahasa Mandarin di Central China Normal University (CCNU), di Wuhan.

"Seluruh mahasiswa asal Indonesia, termasuk dari Jatim berada di Asrama. Mereka dalam kondisi aman, meskipun untuk saat ini mereka belum bisa meninggalkan Wuhan karena transportasi dari dan ke Wuhan ditutup untuk sementara waktu," kata Khofifiah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Ahad (26/1).

Baca Juga

Khofifah menerangkan, berdasarkan surat resmi dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) China cabang Wuhan yang diterimanya, delapan mahasiswa strata satu dan empat mahasiswa strata dua asal Jatim itu, merupakan bagian dari 93 WNI yang berada di Wuhan. Seluruh WNI tersebut, kata Khofifah, dimonitor oleh KBRI di  Beijing.

"Pun dengan PPI China cabang Wuhan yang terus berkoordinasi dengan KBRI dan Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri," ujar Khofifah.

Dalam surat tersebut, disampaikan jika akses transportasi ditutup sementara baik kereta, pesawat, maupun bus dari dan ke Wuhan. Namun demikian, otoritas setempat memastikan distribusi makanan ke Wuhan tidak akan terganggu. 

"Dikabari kalau seluruh mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus. Bahkan, hampir seluruh kampus melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan masker, sabun cair, dan thermometer gratis kepada mahasiswa," kata Khofifah.

Khofifah mengaku, dirinya juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Rektor Unesa. Kepada Rektor Unesa, Khofifah meminta untuk terus berkomunikasi agar memantau dan memastikan seluruh mahasiswa asal Jatim di Wuhan berada pada lokasi yang aman dan dalam kondisi sehat. 

Selain itu, Khofifah juga akan berkonsultasi dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RRT yang ada di Surabaya untuk membantu memantau perkembangan seluruh mahasiswa asal Jatim. Sehingga tetap terlindungi dari paparan virus corona. 

"Pemprov Jatim akan melakukan yang terbaik. Karena  mereka adalah anak-anak Jatim dan ini menjadi perhatian kita. Termasuk di antaranya mengupayakan opsi pemulangan jika itu merupakan langkah terbaik," ujar Khofifah.

Rektor Unesa Prof Nurhasan juga memastikan, seluruh mahasiswanya yang sedang mengambil beasiswa bahasa Mandarin di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, China dalam keadaan sehat dan tidak terinfeksi virus corona. "Alhamdulillah, mereka semua dalam kondisi sehat. Kami terus memantau kondisi mereka," kata dia.

Nurhasan mengatakan, kesembilan mahasiswa tersebut saat ini masih tinggal di Wuhan, dan sudah ada penanganan dari kampus setempat. Di kampus setempat, kata Nurhasan, ada alat pengukur suhu di setiap asrama dan ada pengecekan khusus setiap malam.

"Selain itu ada pendamping untuk setiap lantai pada tiap dormitory. Jadi sudah cukup menjaga, meskipun kenyamanannya berkurang," ujarnya.

Dengan adanya kasus virus corona di Wuhan, Unesa telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak terkait seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China untuk memantau kondisi mahasiswanya. "Intinya Unesa selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak terkait, seperti KBRI dan dengan mahasiswa di sana untuk memastikan kondisi mereka benar-benar baik," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement