Ahad 26 Jan 2020 20:05 WIB

1,1 Juta Hektare Lahan Perhutani Bisa Dimanfaatkan Santri

Pemanfaatan melalui dua skema, yakni IPHSP dan Kulin KK.

Pekerja mengumpulkan kayu hasil tebangan di kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani Jawa Timur.
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Pekerja mengumpulkan kayu hasil tebangan di kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kawasan hutan yang dikelola Perhutani Divisi Regional Jawa Timur seluas 1,1 juta hektare bisa dimanfaatkan masyarakat, termasuk santri, untuk kegiatan Perhutanan Sosial. Pemanfaatan melalui dua skema, yakni Ijin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) dan Pengakuan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK).

Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Oman Suherman, Ahad (26/1), mengatakan, lewat dua pintu skema tersebut para santri dan masyarakat bisa berkontribusi pada lingkungan. Selain itu, meningkatkan ekonomi dengan melakukan kerja sama dalam bidang agroforestry.

Baca Juga

"Pemanfaatan bisa berbentuk jasa lingkungan dan kegiatan lainnya yang berbasis lahan maupun nonlahan," katanya saat memberikan paparan pada acara Ngaji Tani Akbar dan Munas Santri Tani Nusantara yang berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Genggong, Probolinggo, Jatim.

Melalui keterangan tertulisnya, Oman menjelaskan, kemitraan berbasis lahan, yaitu mengoptimalkan fungsi, manfaat serta produktivitas lahan dan sumber daya hutan. Misalnya, pembuatan tanaman, pemanfaatan lahan, pelestarian sumberdaya alam dan pemanfaatan jasa lingkungan.

"Sedangkan yang berbasis bukan lahan yaitu aktivitas atau usaha produktif yang terkait langsung atau tidak langsung dengan pengelolaan hutan dan pemberdayaan masyarakat desa hutan seperti untuk penguatan kelembagaan, penguatan modal, industri produk olahan dan peningkatan SDM masyarakat," katanya.

Menurutnya, Ngaji Tani Akbar tersebut diikuti oleh Santri dari berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, Aceh, termasuk kelompok tani hutan, pelaku industri dan masyarakat sekitar hutan. Ngaji Tani Akbar bertujuan meningkatkan ekonomi umat terutama bagi kalangan Santri.

Sebelumnya pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Gus Haris Damanhuri Romly juga menyampaikan, pihaknya mengajak santri ngaji tani selama dua hari untuk bisa ikut mengembangkan pertanian di seluruh nusantara. Program ini untuk membantu program pemerintah yaitu tercapainya kedaulatan pangan nasional serta menuju kemandirian pesantren.

"Melalui kegiatan ini saya berharap para santri bisa menjadi motor penggerak dalam pengembangan segala bidang, mulai dari bidang kelautan, perikanan, peternakan maupun perikanan, sehingga santri juga bisa mengelola sumberdaya alam yang ada, mengingat Indonesia merupakan negara agraris dan maritim. Potensi yang dimiliki Indonesia harus kita kembangkan bersama melalui pondok pesantren," kata Gus Haris.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement