Ahad 26 Jan 2020 19:20 WIB

Angkasa Pura II Lakukan Sejumlah Hal Cegah Corona

Hingga saat ini belum ada laporan penyebaran virus corona di lapangan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Penumpang melintasi alat deteksi suhu tubuh atau di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Penumpang melintasi alat deteksi suhu tubuh atau di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin menegaskan, hingga siang ini belum ada pelaporan mengenai penyebaran virus corona di lapangan. Meski sebelumnya sempat ada beberapa yang diduga terkena virus tersebut di kantor cabang AP II Jambi.

"Saya sudah minta langsung untuk koordinasi dengan stakeholder. Saya pun minta kepala kantor otoritas bandara koordinasi antara stakeholder, contohnya di Soekarno-Hatta, beliau yang akan koordinasi custom, imigrasi, karantina, operator, maskapai, dan lainnya," tutur Awaluddin kepada wartawan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Ahad, (26/1).

Baca Juga

Sebagai pengelola bandara, dirinya menegaskan, AP II terus melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran virus corona. Di antaranya, melakukan koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Ini perlu, contohnya dalam konteks pemasangan infrastruktur seperti thermal scanner," jelasnya.

AP II, lanjut dia, memastikan setiap bandara sudah terpasang alat tersebut. "Alhamdulillah di semua 19 bandara termasuk Soekarno-Hatta sudah terpasang dan beroperasi diawaki tim yang solid dan lengkap," kata Awaluddin.

Menurutnya pemasangan thermal scanner sangat penting. Sebab, operasi bandara, karantina, serta pergerakan penumpang, harus dikoornasikan dengan pihak imigrasi, serta lainnya.

Langkah pencegahan berikutnya, ujar dia, yakni melakukan koordinasi dengan regulator, karena mereka yang memiliki akses terhadap kebijakan regulasi sekaligus kebijakan antarregulator lain. Misal, Kementerian Perhubungan sebagai regulator transportasi udara, harus berkoordinasi dengan regulator pergerakan penumpang atau imigrasi.

"Ini sangat baik karena kami selalu di-update Bu Dirjen (Kemenhub). Seperti beberapa hari lalu bandara wuhan mengeluarkan nota penutupan bandara," jelasnya.

Upaya selanjutnya adalah, melakukan konsolidasi di internal AP II. "Jadi pihak mana aja yang langsung bertugas, yang langsung kena akses frontliner seperti Avsec, security, kebersihan, customer service, ground handling, dan lainnya, karena mereka yang terdepan bertemu akses terharap pergerakan penumpang," tutur Awaluddin.

Ia pun telah meminta petugas bandara menggunakan masker n95. "Tapi mungkin tidak semua petugas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement