REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Wuhan menyatakan, tidak ada WNI di Kota Wuhan, China, yang terjangkit virus Corona. KBRI Beijing pun disebut terus memonitor semua WNI agar terhindar dari virus yang telah merenggut 26 nyawa itu.
Ketua PPI Tiongkok Cabang Wuhan, Nur Mussyafak, mengatakan, jumlah WNI di kota tersebut, hingga Jumat (24/1) pukul 11.00 waktu setempat, mencapai 93 orang. Sebagian dari mereka adalah mahasiswa.
"Tidak ada laporan WNI di Kota Wuhan yang terjangkit virus Corona," kata Mussyafak dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Jumat (25/1).
Adapun untuk WNI mahasiswa, kata dia, saat ini semuanya menetap di asrama masing-masing. Pihak kampus pun proaktif dalam melakukan pencegahan. Yakni dengan memberikan masker, sabun cuci, dan termometer secara gratis kepada mahasiswa.
Mussyafak menambahkan, saat ini transportasi publik masih belum beroperasi di Kota Wuhan. Termasuk untuk pergi dari dan menuju ke Kota Wuhan. Meski demikian, otoritas setempat telah mengupayakan agar persediaan makanan tidak terganggu.
Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan sejak Kamis (23/1) lalu. Transportasi publik dinonaktifkan. Mulai dari bus, kereta, feri, dan pesawat. Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus Corona dari Kota Wuhan, tempat pertama kalinya virus tersebut ditemukan.
Mussyafak melanjutkan, PPI Tiongkok terus menjalin komunikasi dengan KBRI Beijing, Direktorat Perlindungan WNI, dan BHI. Salah satunya dengan bergabung di grup aplikasi bertukar pesan Weechat. "KBRI meminta untuk tidak panik," katanya.
Virus Corona jenis baru ini mula-mula menyebar di Kota Wuhan, China, pada akhir Desember lalu. Virus itu diketahui merupakan varian baru penyebab sejenis Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang belum pernah terdeteksi sebelumnya. Mulanya diduga berasal dari hewan, belakangan disimpulkan bahwa virus itu juga bisa menular antarmanusia.
Jumlah korban meninggal akibat virus itu hingga Jumat (24/1) siang telah mencapai 26 orang. Jumlah itu melonjak nyaris tiga kali lipat dibandingkan hari Selasa (21/1) yang hanya sebanyak 9 orang. Sedangkan pasien yang tertular di China telah mencapai 830 orang.
Virus Corona yang berasal dari Wuhan kini telah menyebar ke berbagai wilayah padat penduduk seperti Beijing, Shanghai, Makau dan Hong Kong. Penularan juga ditemukan telah sampai ke Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan yang terbaru di Amerika Serikat.
Penularan dikhawatirkan akan mencapai puncaknya menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Hal ini karena jutaan warga China akan melaksanakan mudik saat itu. "Peningkatan pergerakan masyarakat secara objektif meningkatkan risiko penyebaran wabah," kata wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional China, Li Bin.