REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga di Kampung Cibungur, Cianjur, berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan permanen di atas Sungai Cibuni sepanjang 150 meter. Saat ini kondisi jembatan sudah rusak parah, namun masih dipaksakan untuk dipakai aktivitas sehari-hari terutama anak sekolah.
"Tidak ada lagi jalan alternatifyang terdekat, ini merupakan akses satu-satunya untuk sampai ke jalan nasional, meskipun rusak tidak hanya roda dua, roda empat yang membawa hasil bumi terpaksa melintas di atas jembatan yang rawan ambruk," kata Kepala Desa Sinarbakti, Mustaram pada wartawan Jumat (24/1).
Ia menjelaskan, rusaknya bantalan besi hingga landasan kayu jembatan yang dibangun tahun 1979, hingga saat ini belum pernah tersentuh perbaikan dari pemerintah daerah, bahkan selama rusaknya jembatan menyebabkan kecelakaan tunggal hingga menelan korban jiwa.
Tercatat sejak tahun 2000 hingga saat ini, tiga orang meninggal dunia akibat sepeda motor yang mereka tumpangi terjungkal ke dalam sungai di bawah jembatan dan puluhan orang mengalami luka-luka akibat terjatuh saat melintas di jembatan tersebut. Bahkan setiap harinya ada saja pengendara yang mengalami kecelakaan tunggal di atas jembatan tersebut.
"Statusnya tidak jelas karena ada yang masuk wilayah Sukabmi dan ada yang ke Cianjur. Sehingga pemerintah daerah saling tuding untuk melakukan perbaikan. Bahkan Ombudsman pernah turun tangan tahun 2018, namun sampai sekarang belum diperbaiki," katanya.
Tidak kunjung mendapat perhatian, warga dari dua kabupaten terpaksa memperbaiki jembatan dengan dana swadaya, meskipun tidak bertahan lama karena kualitas kayu yang digunakan cepat patah karena kendaraan yang melintas melebihi tonase.
"Setiap bulannya warga patungan untuk membeli kayu kelapa yang digunakan untuk landasan jembatan agar tetap dapat beraktifitas melalui jembatan tersebut. Meskipun kondisinya sudha tidak layak namun tidak ada pilihan lain," katanya.
Dia dan seribuan kepala keluarga di wilayah tersebut berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi jembatan yang masih dipaksakan untuk dilalui terutama aktifitas anak sekolah setiap harinya.
Ia menjelaskan, sejak rusak parahnya jembatan tersebut menyebabkan roda perekonomian di wilayah terujung yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, semakin terpuruk. Banyak petani yang mengganggr karena hasil ladang tidak dapat dijual ke luar daerah.
"Saat ini biaya transportasi menjadi mahal karena truk sudah tidak berani melintas untuk membawa hasil pertanian ke kota. Kalaupun ada mereka memasang tarif yang sangat memberatkan petani," katanya.
Hal senada terucap dari tokoh masyarakat Kecamatan Cijati, pengajuan perbaikan jembatan tersebut sudah ratsan kali disampaikan secara lisan atau tertulis melalui kecamatan dan anggota DPRD ke dinas terkait di Pemkab Cianjur.
"Namun hingga kondisinya sudah tidak layak disebut jembatan, harapan warga untuk mendapatkan jembatan yang layak berlum juga terwujud. Kami minta Bupati Cianjur, turun ke lokasi, untuk merasakan teganggnya melintas di jembatan Cibuni," kata Agus Satria tokoh pemuda Cijati.