REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Korban meninggal dunia diduga akibat minuman keras (miras) oplosan di Kabupaten Tasikmalaya kembali bertambah. Berdasarkan informasi yang dihimpun Republika.co.id hingga Jumat (24/1) sore, total korban meninggal dunia mencapai delapan orang.
Korban berinisial R (22 tahun), warga asal Desa Cigadog, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Singaparna Medika Citratutama (SMC) pada Jumat (24/1). R merupakan korban meninggal dunia yang ke-delapan, setelah tujuh orang lainnya dilaporkan meninggal dunia.
Sesuai data di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 16 orang telah menjalani perawatan di rumah sakit itu, setelah diduga menenggak miras oplosan. "Enam meninggal di rumah sakit, dua pulang paksa yang kemarin meninggal asal Leuwisari, dan delapan masih dirawat," dr Medita, dokter Jaga IGD RS SMC, kepada wartawan Jumat (24/1) siang.
Ia menjelaskan, saat ini kondisi satu di antara delapan korban yang dirawat masih kritis. Pihak rumah sakit bahkan harus melakukan cuci darah kepada korban.
Medita menambahkan, 16 korban yang dirawat di RS SMC memiliki gejala sama, yakni mual, muntah, dan pusing. Gejala itu diduga akibat adanya kandungan alkohol tinggi dalam tubuh korban.
Ibu korban, Siti Marsitoh (52) mengaku tak menyangka harus kehilangan anaknya akibat alkohol. Ia menjelaskan, sebelum dibawa ke rumah sakit, anaknya muntah dan mengeluarkan busa dari mulutnya. "Terus saya bawa ke rumah sakit, katanya keracunan akibat minuman," kata dia.
Sebelumnya, tiga korban yang masing-masing berinisial R (22 tahun), E (17), dan R (19), dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (24/1). Sehari lalu, Kamis (23/1), empat orang remaja berinisial Y (17), T (25), D (17), dan R (17), juga meninggal diduga akibat mengonsumsi miras oplosan. Dengan begitu, total korban meninggal diduga akibat miras di Kabupaten Tasikmalaya berjumlah delapan orang.