REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prof Dr Yohanna Sorontou, M Kes mengungkap sedikitnya 435 ribu jiwa meninggal akibat menderita penyakit malaria. Bahkan tren jumlah kasusnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
"Sekitar 219 juta kasus malaria ditemukan di 97 negara selama 2017. Kasus penyakit ini meningkat yaitu dari 216 juta kasus yang ditemukan pada 2016 dengan angka kematian 435 ribu orang per tahunnya," ujarnya saat orasi ilmiah Uji Efektivitas Abate dan Kaour Kerang Anadonta Anatinae Terhadap Larva Nyamuk Anopheles sp Sebagai Vektor Malaria di sidang terbuka pengukuhan dirinya sebagai profesor kedua di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes di bidang biomedik, di Jakarta, Kamis (23/1).
Bahkan, dia melanjutkan, tingginya kasus malaria di Indonesia pada 2017 menduduki peringkat kedua dari 10 besar jenis penyakit yang dilaporkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jayapura, Papua. Ia menyebutkan Dinkes Papua mencatat jumlah malaria sebanyak 22.140 kasus atau sekitar 11,89 persen atau 203 per 1.00 penduduk.
"Penyebabnya pasien kurang memperdulikan lingkungan sehingga malaria berkembang," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mematikan nyamuk Anopheles penyebab malaria maka bisa menggunakan Abate berukuran 1 gram per 50 liter air bersih. Ia menyebutkan abate ini bisa mematikan larva nyamuk dalam waktu 60-90 menit hingga 100 persen.