Kamis 23 Jan 2020 14:34 WIB

Mengenalkan Ragam Platform Komunikasi Kelompok ke Pelajar

Ponsel memiliki literasi yang baik terhadap perkembangan teknologi komunikasi.

Foto: Kegiatan di MAN 1 Bekasi
Foto: MAN 1 bekasi
Foto: Kegiatan di MAN 1 Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Tim Dosen FIKOM Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mayoritas pelajar atau sekitar 58 persen pelajar menggunakan internet selama 5-8 jam sehari. Dari durasi tersebut, mayoritas remaja mengakses media sosial selama lebih dari dua jam, dengan media sosial yang paling sering menghabiskan kuota internet pada ponsel mereka, yakni Whatsapp, Instagram, dan Youtube.

Pelajar juga mengaku paling sering menggunakan media sosial berbasis percakapan, yakni 60 persen, dan termotivasi menggunakan media sosial untuk mengerjakan tugas sekolah, yakni (73 persen). Data tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 155 pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bekasi, Jawa Barat.

Pelajar di MAN 1 Kota Bekasi menggunakan perangkat ponsel dan memiliki literasi yang baik terhadap perkembangan teknologi komunikasi khususnya media sosial. Pelajar MAN Kota Bekasi juga melakukan komunikasi kelompok dalam dua jenis, yakni secara langsung atau Face To Face (FTF) dan melalui media daring. Aktivitas para pelajar tersebut berhubungan dengan kelompok-kelompok kecil dalam lingkup sekolah yang dapat membantu mengembangkan pengetahuan dan bakat para pelajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyan, Hermina, dan kawan-kawan (2015) yang menguji komunikasi kelompok dalam ruang kelas (face to face) dan komunikasi kelompok dalam ruang virtual (grup WhatsApp) menunjukkan, pengambilan keputusan pada kelompok yang berkomunikasi melalui gawai lebih berfokus pada tugas dibandingkan dengan kelompok yang berkomunikasi secara langsung. Kualitas pengambilan keputusan berdasarkan diskusi pada kelompok yang berkomunikasi melalui gawai juga lebih efektif dibandingkan dengan kelompok yang melakukan komunikasi secara langsung.

Berbagai platform berbasis komunikasi kelompok sering disebut dengan istilah Team Communication Platform (TCP), termasuk perangkat lunak Slack dan Asana, merupakan ruang/teknologi kolaborasi sosial yang muncul dan menggabungkan berbagai fitur di media sosial termasuk platform jejaring sosial dan pesan singkat. Platform komunikasi tim atau komunikasi kelompok juga memungkinkan biaya multikomunikasi kecil dan modalitas media semakin flesibel dan sinkronisitas.

Kemampuan terakhir, dikonseptualiasai sebagai polisikronitas sebuah istilah yang menggambarkan karaktristik sinkroniasasi dinamis dari praktik komunikasi dalam TCP. TPC tidak hanya digunakan dalam dunia kerja seperti para pebisnis, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan mempermudah pengguna dalam mengantur dan mengelolah komunikasi kelompok kecil guna menyelesaikan tugas-tuganya baik tugas kuliah maupun tugas sekolah.

Kemudahan dalam mengakses internet dan berbagai platform berbasis komunikasi kelompok (misal Slack dan Asana) sangat mungkin digunakan oleh para pelajar sekolah menengah atas. Slack dan Asana dapat diinstal di mobile phone maupun komputer turut memberi kemudahan bagi setiap pengguna.

Untuk itu, pada 29 November 2019, tim dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas melakukan pengabdian masyarakat mengenai cloud platform untuk komunikasi kelompok kepada pelajar MAN Kota Bekasi. Tim dosen terdiri dari Wa Ode Sitti Nurhaliza, S.I.Kom., M.I.Kom, Dr. Hizkia Yosias Polimpung, M.Si, Nurul Fauziah, S.Sos., M.I.Kom, Titis dan Nurwulan Suciati, S.Sos., M.I.Kom.

Melalui kegiatan pelatihan Pengenalan Ragam Manajemen Cloud Platform sebagai Media Komunikasi Kelompok pada Siswa MAN 1 kota Bekasi ini para siswa dapat menambah pengetahuan terkait manajemen komunikasi kelompok dan meningkatkan skill dalam memanfaatkan berbagai platform berbasis komunikasi kelompok. Ini sangat bermanfaat khususnya mengelola komunikasi kelompok dalam ruang daring.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement