Kamis 23 Jan 2020 06:19 WIB

Jembatan Penghubung CSW Selesai April

Anies mengatakan kendaraan umum bukan hanya satu moda, tapi multi moda.

Rep: Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) didampingi Dirut PT Transjakarta Agung Wicaksono (kedua kiri), Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo (kedua kanan) dan Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar (kanan) melihat maket jembatan layang di Stasiun MRT ASEAN, Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) didampingi Dirut PT Transjakarta Agung Wicaksono (kedua kiri), Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo (kedua kanan) dan Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar (kanan) melihat maket jembatan layang di Stasiun MRT ASEAN, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menekankan pentingnya pembangunan sarana transportasi yang terintegrasi. Hal ini dikatakan Anies saat mencanangkan pembangunan integrasi Halte Transjakarta dan Stasiun MRT ASEAN di simpang Centrale Stichting Wederopbouw (CSW), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/1).

"Bangunan yang ada di belakang sana (Halte CSW Transjakarta) dan bangunan ini (Stasiun MRT Asean), dua-duanya adalah salah satu simbol kemajuan transportasi umum di Jakarta," kata Anies.

MRT dan BRT, keduanya menjadi kebanggaan bagi Ibu Kota Jakarta. Tapi, selama ini, perencanaan dan pembangunannya tidak memasukkan satu kata, yaitu integrasi.

"Sehingga, ketika dibangun, bekerja sebagai unit sendiri-sendiri. Padahal, keduanya ada dalam satu badan yang sama, yaitu badan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (BUMD)," kata Anies.

Fasilitas integrasi yang disebut "Cakra Selaras Wahana" ini merupakan buah karya Biro Studio Lawang untuk mengintegrasikan koridor 1 dan 13 Transjakarta dengan MRT Jakarta. Anies mengatakan, integrasi antarmoda harus menjadi kata kunci dalam menjawab setiap tantangan pembangunan sarana transportasi publik.

Sebagai contoh, Halte Transjakarta CSW dan Stasiun MRT ASEAN, sehingga dapat menjadi pelajaran agar pembangunan tidak berjalan masing-masing. Terlebih, Transjakarta dan MRT merupakan BUMD yang berkoordinasi dan berkolaborasi bersama dengan Pemprov DKI Jakarta.

"Kendaraan umum itu bukan satu moda saja, tetapi juga multimoda. Naik Transjakarta bisa pindah ke MRT, bisa pindah ke KRL, bisa pindah ke mana saja dengan mudah," kata Anies menegaskan.

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William P Sabandar mengatakan, perkembangan pembangunan jembatan penghubung dengan panjang 145 meter ini telah selesai sekitar 66 persen. “Jembatan penghubung ini rencananya dibuka untuk publik dan mulai beroperasi pada 10 April 2020,” kata William.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono menambahkan, fasilitas integrasi ini nantinya berfungsi sebagai pumpunan moda (transfer hub) yang menghubungkan dua moda transportasi massal utama Jakarta, yaitu Transjakarta dan MRT Jakarta.

"Fungsi utamanya adalah jembatan penghubung yang kami sebut sebagai Cakra yang akan menghubungkan Moda Raya Terpadu dan bus Transjakarta," kata Agung.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memiliki Jak Lingko, sistem integrasi transportasi publik berbasis jalan raya dan kereta (mikrobus, Transjakarta, LRT Jakarta, dan MRT Jakarta). Dengan hadirnya infrastruktur terintegrasi ini, diharapkan akan semakin banyak masyarakat yang beralih dari pengguna kendaraan pribadi menjadi pengguna transportasi umum.

Warga Tionghoa

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pertama memfasilitasi tempat dan ruang publik bagi masyarakat keturunan Tionghoa untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2571. Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) DKI Hendra Hidayat, mengatakan, Imlek yang difasilitasi Pemprov DKI Jakarta memiliki konsep dengan memanfaatkan ruang publik.

"Ini baru pertama kalinya. Karena memang kita semangatnya itu, pertama kesetaraan, kemudian kebersamaan dan persaudaraan," kata Hendra.

Perayaan Imlek di Ibu Kota bakal dimeriahkan dengan serangkaian acara. Acara Imlek pada tahun ini meliputi pertunjukan barongsai, wayang potehi, tanjidor, gambang kromong, dan festival makanan khas Cina.

Selain itu, pemasangan ornamen Imlek di empat stasiun MRT, yaitu di Stasiun Lebak Bulus, Blok M, Dukuh Atas, dan HI. Pemasangan ornamen juga dilakukan di beberapa halte Transjakarta.

Perayaan Imlek tersebut akan berlanjut hingga Cap Go Meh yang akan diisi dengan berbagai festival dan kebudayaan pecinan di tiga wihara yang terletak di Petak Sembilan, Kampung Duri, dan Jatinegara. Hendra menuturkan, pemanfaatan ruang publik ini membuat warga dari etnis lain dapat merasakan Imlek.

"Kami ingin selalu menjaga dan merawat kesetaraan, kebersamaan, dan persaudaraan antarwarga masyarakat di Kota Jakarta tercinta ini," ujar Hendra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement