REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya melakukan sosialisasi ke ratusan lembaga pendidikan di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, terkait sistem keuangan digital. Sosialisasi yang menggandeng PT Infra Digital Nusantara, perusahaan rintisan yang menawarkan solusi sistem pembayaran digital bagi institusi pendidikan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya, Mohammad Zein mengatakan, kegiatan sosialisasi itu merupakan langkah nyata untuk menyambut revolusi industri 4.0 di dunia pendidikan. Menurut dia, penerapan sistem keuangan digital dalam lembaga pendidikan sangatlah penting. Salah satu fungsinya adalah membuat laporan yang bisa diakses terbuka oleh masyarakat.
"Dengan sistem digital, ini akan memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Sehingga tidak ada lagi lembaga pendidikan yang dipertanyakan kredibilitasnya dalam pengelolaan keuangan," kata dia, Selasa (21/1).
Selain itu, lanjut dia, sistem keuangan digital juga dapat membuat neraca keuangan sebuah lembaga menjadi sehat. Pasalnya, segala jenis pemasukan dan pengeluaran akan tercatat dengan baik, sehingga perencanaan keuangan dapat dilakukan dengan maksimal. Dampak dari itu, tidak ada lagi keraguan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut.
Zein mengakui, saat ini masih banyak lembaga pendidikan di Tasikmalaya yang masih mengelola sistem keuangannya secara manual. Akibatnya, tak jarang tenaga pengajar justru terbebani dengan pelaporan keuangan, yang semestikan bukan merupakan dari tugasnya. "Tapi dengan digitalisasi akan lebih efisien kerja mereka. Selain itu, ini juga mengantisipasi tindakan korupsi," kata dia.
Ia menambahkan, sosialisasi sistem kuangan digital ini tak hanya menyasar lembaga pendidikan umum, melainkan juga pondok pesantren (ponpes). Apalagi, saat ini telah lahir Undang-Undang Pesantren, sehingga ke depan akan ada bantuan dari pemerintah untuk lembaga itu. Karena itu, ponpes juga harus mulai membenahi sistem laporan keuangannya.
"Kalau pesantrennya hanya mengelola dana dari yayasan, tidak apa-apa dia tertutup. Tapi kalau ada uang yang masuk dari luar, apalagi dari pemerintah, harus ada pertanggungjawabannya. Dengan sistem digital, semua akan lebih mudah dikelola," kata dia.
Zein mengingatkan, mulai saat ini ponpes juga mesti mulai berbenah, khususnya dalam sistem pelaporan keuangan. Jika tidak, kata dia, ponpes pasti akan tertinggal dan lambat laun akan kehilangan kepercayaan oramg tua yang kritis di era digital.
CEO PT Infra Digital Nusantara Ianc Kenna mengatakan, saat ini pihaknya telah memiliki berbagai platform yang sudah digunakan di sekira 250 sekolah di Indonesia untuk mengelola keuangan secara digital. Layanan itu, kata dia, bertujuan untuk mempermudah sekolah mengelola keuangannya, yang hasil akhirnya tak lain untuk memperlancar dan menyehatkan sistem keuangan di sekolah.
Menurut dia, saat ini masih banyak sekolah yang mengolah sistem keuangan secara manual dengan menggunakan kertas. Hal itu akan merepotkan untuk membuat data laporam keuangan. "Jadi kita membantu sekolah untuk berubah mengolah data keuangan itu secara digital. Kita dampingi sekolah dengan menggunakan aplikasi. Jadi datanya disimpan dalam aplikasi tersebut," kata dia.
Sementara, untuk segala pemasukan dan pengeluaran sekolah, diutamakan tanpa menggunakan uang fisik (cashless). Hal itu dilakukan bertujuan membuat alur keuangan lebih lancar dan perencanaan keuangan lebih mudah. Selain itu, risikonya juga akan lebih kecil.
Ian menambahkan, kegiatan sosialisasi yang dilakukan di Tasikmalaya itu bertujuan untuk mempersiapkan lembaga pendidikan di wilayah itu untuk menyongsong industri 4.0, dengan langkah awal implementasi sistem keuangan digital. Implementasi itu dimulai dengan perapihan data dan migrasi aktivitas manual menjadi digital dengan target asistensi 3.000 sekolah dan madrasah di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU). "Tujuan akhirnya keuangan sekolah akan lebih lancar dan sehat," kata dia.
Ketua LP Ma'arif PCNU Kabupaten Tasikmalaya Yahya Kamal mengatakan, penerapan aplikasi di lembaga pendidikan ini sudah disosialisasikan kepada hampir 3.000 sekolah dan madrasah di bawah lembaga pendidikan NU Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, sebanyak 500 kepala sekolah telah melaksanakan kerja sama dengan Infra Digital Nusantara sebagai aplikasi yang akan digunakan sebagai sistem keuangan digital.
"Dalam kerja sama penggunaan aplikasi keuangan digital antara sekolah dan madrasah disaksikan oleh sedikitnya 500 kepala sekolah yang hadir," kata dia.