REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Warga keturunan Tionghoa di Kota Padang mulai ramai melakukan ziarah ke Rumah Abu Abadi di Jalan Batipuh, Kawasan Pondok, Kota Padang. Warga Tionghoa Padang mendatangi Rumah Abu Abadi yang menjadi tempat penyimpanan abu jenazah para sanak famili dan nenek moyang yang sudah meninggal.
"Saya ke sini mau ziarah untuk nenek, kakek, sama ibu. Ini selalu saya lakukan setiap kali menjelang Imlek," kata salah satu warga Tionghoa Padang, Feni (34 tahun) kepada Republika, Rabu (22/1).
Feni datang bersama Adiknya pada siang hari ke Rumah Abu Abadi. Feni melakukan ritual dengan mendoakan para keluarga dan leluhur sesuai dengan keyakinannya. Selain itu, Feni melakukan ritual membakar uang, baju dan beberapa barang-barang lain. Pembakaran barang-barang ini ditujukan buat dikirim buat keluarga dan nenek moyang mereka di alam baka.
"Kami memberi modal. Kami bakar dari sini, nanti akan sampai di sana (alam baka) untuk mereka gunakan di sana," ucap Feni. Feni juga mendoakan para leluhur dan sanak familinya yang sudah meninggal menjalani kehidupan yang nyaman di alam baka.
Siu (47) pengelola Rumah Abu Abadi mengatakan Rumah Abu Abadi ini sudah ada sejak 8 Februari 1999. Rumah Abu Abadi di Jalan Batipuh ini dulu diresmikan oleh Wali Kota Padang masa itu Zuiyen Rais. Siu menyebut Rumah Abu Abadi selalu ramai dikunjungi peziarah setiap kali momen Imlek, bulan tujuh dan hari Cheng Beng.
Tapi kata Siu ada juga yang datang berziarah di hari-hari biasa bagi mereka yang ingin memberikan persembahan buat arwah keluarga dan nenek moyang.
"Hari-hari ada juga yang datang berziarah. Tapi yang ramai di Imlek, Cheng Beng dan bulan tujuh," ucap Siu.
Rumah abu abadi di Jalan Batipuh, Kawasan Pondok, Kota Padang mulai ramai dikunjungi peziarah jelang Imlek 2020, Rabu ( 22/1).
Siu menjelaskan para peziarah datang dan melakukan ritual sesuai keyakinan masing-masing. Menurut Siu tidak ada patokan khusus yang harus dijalankan peziarah. Tapi yang pasti kata dia, peziarah datang memanjatkan doa dan membakar beberapa benda yang diyakini menjadi sarana pengiriman untuk arwah nenek moyang dan leluhur.
Peziarah yang datang menurut Siu tidak dibebani biaya uang masuk. Tapi biasanya peziarah meninggalkan uang seikhlasnya buat pengelola sebagai bentuk tanda terima masih.
Di Kota Padang kata Siu terdapat tiga Rumah Abu Abadi. Selain di Jalan Batipuh, ada di daerah Klenteng, Pondok dan di daerah Wihara Budawarman, Padang.