Rabu 22 Jan 2020 10:12 WIB

Gubernur Lampung Serahkan Harimau ke Tambling

Harimau tertangkap dipindahkan ke usat konservasi Tambling.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Dwi Murdaningsih
Serah terima harimau yang tertangkap di Muara Enim antara BKSDA Sumatera Selatan dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi ke pengelola Kawasan Pelestarian Alam Satwa Liar Tambling (TWNC) di bandara Raden Inten II, Lampung, Rabu (22/1).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Serah terima harimau yang tertangkap di Muara Enim antara BKSDA Sumatera Selatan dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi ke pengelola Kawasan Pelestarian Alam Satwa Liar Tambling (TWNC) di bandara Raden Inten II, Lampung, Rabu (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  LAMPUNG -- Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyerahkan seekor harimau yang tertangkap di Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) ke pengelola Kawasan Pelestarian Alam Satwa Liar Tambling (TWNC). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Pemerintah Provinsi Sumsel sepakat harimau itu dipindahkan ke pusat konservasi yang menjadi bagian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Provinsi Lampung tersebut.

"Hari ini (harimau) diungsikan ke Lampung untuk kita tempatkan di Taman Nasional Bukit Barisan dengan harapan ini bisa menemukan kehidupan dia di Gunung Denpo lebih baik untuk kita amankan di Lampung," ujar Arinal di bandara Raden Inten II, Lampung, Rabu (22/1).

Baca Juga

Ia mengatakan, harimau yang akan dipindahkan berasal dari Gunung Dempo, Sumsel yang berstatus kawasan hutan lindung. Akan tetapi, harimau sumatera itu terancam habitatnya sehingga masuk ke pemukiman warga.

Arinal juga belum bisa memastikan harimau itulah yang beberapa waktu belakangan meresahkan warga bahkan hingga jatuh korban meninggal dunia. Harimau akan terlebih dahulu diobservasi dan direhabilitasi di Tambling.

"Jadi, kita kan di taman nasional punya alat ya, alat deteksi. Jadi, alat deteksi itu belum menunjukkan bahwa yang bersangkutan. Tetapi gejalanya, sudah ada tujuh orang yang lima meninggal, tapi gerakan tingkah lakunya ini mirip. Tetapi, belum secar fisik. Jadi, ini perlu ada kajian-kajian," kata dia.

Meskipun demikian, ia meminta hal ini tidak dipersoalkan. Sebab, pada prinsipnya habitat harimau pun terancam karena meluasnya pemukiman akibat pertambahan penduduk yang semakin meningkat.

"Dia membutuhkan kebutuhan sehari-hari ini terganggu tetapi bukan berarti itu kesalahan manusia, karena pertambahan pendudukdan dan tidak ada penjelasan bahwa wilayah-wilayah tertentu sebaiknya manusia jangan merambah," lanjut dia.

Arinal juga mengimbau masyarakat Sumsel bisa menyesuaikan mana wilayah yang dapat dijadikan pemukiman dan wilayah habitat satwa liar. Sebab, harimau-harimau juga bisa melakukan perjalanan sampai ke Bengkulu, Sumsel, hingga Lampung.

"Saya berharap BKSDA dan unsur kehutanan bisa melakukan sosialisasi dengan wilayah-wilayah yang selalu dilewati oleh harimau," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement