Rabu 22 Jan 2020 08:02 WIB

Merapi Masih Berstatus Waspada, Radius 3 KM Steril

Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 3 km Merapi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nashih Nashrullah
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 3 km Merapi. Foto ilustrasi Gunung Merapi.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 3 km Merapi. Foto ilustrasi Gunung Merapi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Gunung Merapi masih berstatus waspada atau level II untuk tingkat aktivitasnya. Karenanya, area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi masih belum dibolehkan ada aktivitas manusia. 

Status sendiri sudah bertahan selama hampir dua tahun (kurang lima bulan). Ditetapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sejak 21 Mei 2018 lalu.

Baca Juga

Hingga hari ini, aktivitas Gunung Merapi memang masih belum bisa dibilang stabil. Hal itu dapat dilihat dari jumlah aktivitas kegempaan yang kadang tinggi di satu hari, lalu rendah di hari-hari lain.

Memasuki 2020, aktivitas kegempaan belum pula mengalami penurunan drastis. Hampir tiap hari ada aktivitas kegempaan yang terjadi baik jenis vulkanik dalam, frekuensi rendah, fase banyak (hybrid) maupun jenis guguran.

Untuk Selasa (21/1), misal, pada periode pengamatan 00.00-06.00 terjadi satu gempa frekuensi rendah beramplitudo dua milimeter berdurasi 12 detik. Serta, satu gempa vulkanik dalam beramplitudo dua milimeter berdurasi lima detik.

Pada periode 06.00-12.00, terjadi dua gempa guguran dengan amplitudi 8-10 milimeter berdurasi 38-73 detik. Pada periode 12.00-18.00, terjadi satu gempa vulkanik dalam beramplitudo 15 milimeter berdurasi 11.72 detik.

Pada periode 18.00-24.00 terjadi satu gempa low frekuensi 10 milimeter berdurasi 20,12 detik. Lalu, satu gempa fase banyak dua milimeter berdurasi 5,44 detik dan satu gempa vulkanik dalam 17 milimeter berdurasi 19,52 detik.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Lasiman, mengatakan, ada dua potensi ancaman bahaya. Berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava maupun jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.

"Area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia," kata Lasiman, Rabu (22/1) dini hari.

Masyarakat diminta mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif. Serta, mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. (Wahyu Suryana)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement