REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal pinisi yang membawa rombongan Istana Kepresidenan tenggelam di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (21/1). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat menyebut di lokasi tersebut memang kerap terjadi peristiwa kapal tenggelam.
"Di sekitar situ kapal tenggelam sangat sering. Saat ini kadang-kadang terjadi sekali sebulan," kata Kepala BPBD Manggarai Barat Dominikus Hawan ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Selasa (21/1).
Lokasi tenggelamnya kapal rombongan wartawan itu, kata Dominikus, ada di bagian timur Pulau Bidadari. Adapun dalam kejadian kali ini disebabkan cuaca ekstrem yang datang secara tiba-tiba. Sebab, sebelum kejadian pukul 12.20 WIB kondisi cuaca cerah.
"Info dari BMKG angin datang secara tiba-tiba pada saat kejadian yang disertai dengan gelombang tinggi," ujar Dominikus.
Staf BPBD Manggarai Barat, Hans, menambahkan saat kejadian itu kecepatan angin mencapai 20 knot. "Menurut BMKG memang gelombang cukup besar," ucapnya.
Berdasarkan siaran pers Sekretariat Presiden, peristiwa naas itu terjadi sesuai wartawan meliput kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Labuan Bajo sejak Ahad (19/1) hingga Selasa. Pada Selasa siang, seusai Presiden kembali ke Jakarta, sejumlah wartawan memilih pergi menuju Pulau Bidadari dengan menggunakan kapal Plataran Pinisi Bali.
"Namun saat hendak kembali ke bibir pantai, terjadi perubahan cuaca mendadak. Ombak tinggi dan angin kencang menghantam kapal hingga terbalik," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam siaran persnya yang diterima Republika di Jakarta.
Saat terbalik, petugas pantai di Hotel Plataran yang melihat kejadian segera bergerak menuju lokasi dengan speedboat. Setelah itu para wartawan dibawa ke Hotel Plataran dan langsung diperiksa oleh tim dokter dari RS Siloam Labuan Bajo.
"Semua wartawan dan Anak Buah Kapal (ABK) yang menjadi penumpang kapal tersebut selamat," ucapnya.
Bey menambahkan, kapal yang digunakan wartawan tersebut bukan yang digunakan oleh Presiden selama berada di Labuan Bajo. Namun kapal yang digunakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada Senin.