Selasa 21 Jan 2020 11:37 WIB

Siaga Antraks, Jatim Optimalkan Pos Pemeriksaan Hewan

Jatim juga mengoptimalkan Puskeswan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menyiapkan vaksin antraks di kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (17/1/2020).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas menyiapkan vaksin antraks di kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (17/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Jawa Timur mengoptimalkan pos pemeriksaan hewan di perbatasan wilayah untuk mengantisipasi masuknya hewan terjangkit antraks masuk Jatim. Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Wemi Niamawardi mengungkapkan hal itu dilakukan menyusul ditemukannya hewat yang terjangkit bakteri antraks di Gunung Kidul, DIY.

"Kota mengoptimalkan pos pemeriksaan hewan di perbatasan untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas ternak antar provinsi," ujar Wemi dikonfirmasi Selasa (21/1).

Baca Juga

Wemi mengatakan, upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di Jatim. Wemi mengungkapkan, Jatim mempunyai 127 Puskeswan yang tersebar di beberapa kabupaten/ kota, dan melakukan pelayanan kesehatan hewan hingga tingkat kecamatan dan pedesaan.

"Bila ada ternak sakit segera melaporkan kepada petugas dan ketika kematian ternak segera melaporkan kepada petugas. Kemudian ternak mati tidak boleh dipotong," ujar Wemi.

Wemi mengaku, Pemprov Jatim juga mengimbau untuk mengoptimalkan laboratorium kesehatan hewan. Menurutnya, ada tiga laboratorium di Jatim, yakni di Malang, Tuban, dan Madura. Petugas di laboratorium bertukas melakukan pengawasan penyidikan penyakit melalui pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian.

"Kabupaten/ kota juga mempunyai laboratorim. Mereka juga rutin melakukan pemeriksan kesehatan hewan. Jadi akan bisa diantisipasi (jika antraks masuk ke Jatim)" kata Wemi.

Wemi melanjutkan, di 38 kabupaten/ kota di Jatim juga terdapat Dinas Peternakan, yang memiliki petugas teknis di tingkat kecamatan, yakni paramedik veteriner. Ada sekitar 970 peyugas di Seluruh Jawa Timur yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan hewan dan penyuluhan.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengisolasi hewan ternak dari Kecamatan Ponjong dan Rongkop guna mengantisipasi penyebaran kasus antraks. Pencegahan hewan ternak keluar dari Kecamatan Ponjong dan Rongkop untuk mencegah bakteri antraks keluar dari dua wilayah yang disinyalir menjadi endemik penyakit tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement