Kamis 16 Jan 2020 22:46 WIB

Banda Aceh Kekurangan Guru Karena Banyak yang Pensiun

Kekurangan guru itu nantinya akan menghambat proses pembelajaran.

Seorang guru sedang mengajar di kelas. Indonesia butuh ratusan ribi guru sepanjang 2009-2014 karena banyak guru yang memasuki masa pensiun.
Seorang guru sedang mengajar di kelas. Indonesia butuh ratusan ribi guru sepanjang 2009-2014 karena banyak guru yang memasuki masa pensiun.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Wakil Ketua DPRD Banda Aceh Isnani Husda mengatakan daerah tersebut bakal mengalami kekurangan guru akibat memasuki masa pensiun dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi itu disebutnya akan menghambat proses pembelajaran.

"Ini yang menjadi kendala kita di Banda Aceh. Kita berharap dengan adanya regulasi dari pemerintah, bisa menambah tenaga pengajar di dinas pendidikan," katanyadi Banda Aceh, Kamis (16/1).

Baca Juga

Hal tersebut diungkapkannya usai mengikuti kunjungan kerja unsur pimpinan DPRK Banda Aceh di antaranya Ketua DPRK Farid Nyak Umar, dan kedua Wakil Ketua DPRK Usman dan Isnaini Husda ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banda Aceh di Jalan Panglima Nyak Makam, Lampineung. Ia mengatakan dewasa ini sekolah-sekolah di daerah berjuluk "Kota Serambi Mekkah" itu mulai menggunakan tenaga pengajar berstatus honorer atau tenaga kontrak guna menghindari terjadinya kekosongan guru.

Sebab, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh sudah berkomitmen mendorong mutu pendidikan dengan berbagai prestasi yang sudah dapat dicapai beberapa tahun terakhir.

Terutama program pendidikan ditekankan lebih pada bagaimana mendidik siswa ini menjadi manusia yang berkarakter sesuai dengan visi dan misi pemko setempat yaitu menjadikan Banda Aceh gemilang dalam bingkai syariah.

"Tidak hanya mendidik siswa mendapatkan ilmu pengetahuan, tapi mereka memiliki moral yang baik. Sehingga di manapun mereka berada, merekamengaplikasikan ilmu yang mereka miliki agar bermanfaat," terang dia.

Ia berharap pendidikan di salah satu daerah syariat Islam itu memiliki sekolah moderen yang fokus pada keagamaan, seperti tahfizh, dan memiliki pendidikan berkarakter. "Kita berharap Pemko Banda Aceh melalui dinas pendidikan, bisa melahirkan sebuah sekolah model. Khususnya dalam pendidikan keagamaan lebih fokus bidang keagamaan, seperti sekolah tahfizh. Sekolah ini menjadi model di Banda Aceh dan bisa melahirkan penghafal quran," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banda Aceh, Saminan menyambut baik kunjungan pimpinan DPRK Banda Aceh. Ia mengatakan, kunjungan ini merupakan suatu perhatian terhadap generasi muda di ibu kota Provinsi Aceh.

Menurut dia, berbagai saran dan masukan telah ditampung oleh pihaknya dan agar sinergitas dapat terjalin secara harmonis antara kedua belah pihak. "Kehadiran pimpinan DPRK hari ini merupakan salah satu bentuk silaturrahim, dan juga untuk menanyakan beberapa hal yang belum terealisasi. Kemudian apa pemikiran yang dilakukan dalam rangka menyiapkan generasi di Kota Banda Aceh dalam lima tahun kedepan," tutur Saminan.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement