Rabu 15 Jan 2020 05:05 WIB

Allianz Siap Siaga Bantu Korban Banjir

Pemegang polis harus memastikan polis yang dimiliki mencakup perluasan risiko banjir.

Allianz Indonesia memberikan bantuan untuk korban banjir.
Foto: Istimewa
Allianz Indonesia memberikan bantuan untuk korban banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang melanda DKI Jakarta dan sejumlah provinsi lain di Jakarta membuat banyak pihak bergerak untuk menanganinya. Selain membantu para korban di lokasi, penanganan oleh sejumlah pihak juga dilakukan dengan menyiapkan tim untuk menindaklanjuti pengaduan atau klaim.

Ignatius Hendrawan selaku Head of Claims Management Allianz Utama Indonesia, mengatakan, tim layanan pelanggan Allianz Indonesia melalui AllianzCare siaga 24 jam, bahkan tetap siaga di malam pergantian tahun kemarin. "Layanan Asuransi Kerugian kami tetap melayani nasabah selama 24 jam, saat libur akhir tahun kemarin juga saat kondisi bencana seperti ini,” kata Hendrawan dalam rilisnya, Selasa (15/1).

Selain kesiagaan untuk nasabah, Allianz Indonesia juga mengerahkan jajaran direksi serta karyawannya untuk menyalurkan bantuan langsung ke masyarakat korban banjir.

“Direksi dan karyawan kami turut menjadi relawan untuk mendistribusikan 2,000 paket bantuan langsung ke para korban di empat lokasi titik banjir," ujar Ni Made Daryanti, selaku Ketua Yayasan Allianz Peduli.

Penyaluran bantuan dilakukan pada 7-8 Januari 2020 lalu langsung ke beberapa titik banjir, yakni Kelurahan Bukit Duri, Kembangan Utara, Bojong Kulur Kabupaten Bogor dan Pinang Griya Permai, Kota Tangerang. "Kami tidak hanya ke lapangan dalam bentuk menolong korban. Sejak banjir dimulai, sudah disiagakan tim untuk menanggulangi klaim dampak banjir," tambah Made.

Layanan untuk korban banjir berupa penderekan dan evakuasi mobil ke tempat yang aman. Sementara untuk isi rumah termasuk barang berharga yang masuk perlindungan asuransi properti, ada evakuasi dari lokasi.

Tim akan terus siaga hingga beberapa waktu ke depan. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan 2020 akan terjadi sekitar bulan Februari-Maret.

Berdasarkan prediksi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG dan dampak yang terjadi akhir-akhir ini, nampaknya perlindungan terhadap aset berharga lewat asuransi nampaknya mulai perlu dipikirkan.

Biasanya, jasa asuransi menyediakan layanan untuk melindungi barang-barang berharga seperti mobil dan properti rumah yang masuk dalam perlindungan.

Hendrawan juga mengimbau nasabah asuransi memeriksa lagi cakupan pertanggungan asuransi kendaraan bermotor maupun asuransi harta benda yang dimiliki. Sebab, tidak semua kerugian akibat banjir termasuk hal yang ditanggung.

"Pemegang polis harus memastikan bahwa polis yang dimiliki mencakup perluasan risiko banjir. Jika belum, dapat menghubungi AllianzCare 1500136 atau agen masing-masing untuk melengkapi perlindungan dengan perluasan manfaat untuk banjir,” ujar Hendrawan.

Di lain pihak, AAUI juga mendorong perusahaan asuransi segera menangani klaim bila sesuai. Tidak kalah penting untuk menyiagakan layanan siaga untuk penanganan polis.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe dalam keterangan resminya menyatakan, perluasan risiko banjir melekat pada klausula 4.3 untuk asuransi properti dan KBM12 untuk asuransi kendaraan bermotor.

Jika di polis ada perluasan cakupan itu, maka klaim dapat diajukan. Hingga kini, AAUI belum punya data resmi soal dampak banjir. Badan Nasional Penganggulangan Bencana atau BNPB mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor di wilayah Jabodetabek dan Kabupaten Lebak hingga saat ini mencapai lebih dari 60 orang.

BNPB juga mencatat warga yang terdampak bencana banjir dan longsor hingga kemarin malam di wilayah Jabodetabek dan Kab. Lebak mencapai 511 ribu jiwa. Dari data warga terdampak bencana tersebut, paling banyak berada di wilayah Bekasi mencapai 366 ribu jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement